Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin,
OSC
Misa Senin Paskah VII 25 Mei 2020
Kapel Santa Maria Bunda Yesus
Wisma Keuskupan Bandung
video : Senin Paskah VII 25 Mei 2020
Bacaan I Kis 19:1-8
Mazmur Tanggapan Mzm 68:2-3.4-5ac.6-7ab
Bacaan Injil Yoh 16:29-33
Saudara saudari yang terkasih,
ada pepatah, “dalamnya laut dapat
diukur, dalamnya hati siapa tahu”, yang berarti bahwa lebih sulit menebak hati
dan budi atau mengetahui perasaan dan pikiran seseorang daripada mengetahui dan
mengukur kedalaman laut.
Ada suatu anekdot, seorang yang belum pernah
naik pesawat, diminta oleh anaknya, lama, mengunjungi ke Belanda. Tidak mau, tapi
akhirnya mau juga. Ia pergi seorang diri. Ia naik pesawat dan dia kaget ternyata
pesawat tempat duduknya enak dan ia duduk. Ia duduk di business class, walau tiketnya ekonomi. Lalu pemilik tempat duduk
datang dan berkata,
“mohon maaf, tempat duduknya nomor
berapa?”
Ia berkata,
“wah, bapak ini siapa?”
“Saya penumpang”.
“Ya… sama-sama penumpang, cari sendiri!”
Akhirnya tidak mau ribut, datang
pramugari, minta juga dia pindah. Tapi lalu tanya,
“ibu ini siapa?”
“Ya… saya pramugari”.
“Apa itu pramugari?”
“Ya… pelayan di sini”.
“Ya pelayan, urus sendiri, beres-beres
sana! Tidak usah ngatur-ngatur penumpang!”
Akhirnya datang pilot. Pilot bertanya,
“Pak, mohon maaf, pindah pak! Ini
tiketnya tidak sama!”
Tanya,
“Bapak ini siapa?”
“Pilot”.
“Apa pilot?”
“Ya… supir”.
“Ya supir, urus sendiri kendaraan, nggak usah ngatur-ngatur penumpang!”
Susah, diberitahu tidak nyambung,
dinasihati dengan berbagai cara tidak bisa. Akhirnya datang seorang penumpang
lain, berbisik-bisik, akhirnya ia mau pindah. Ia berkemas mengambili
barang-barangnya. Ia malah berterimakasih,
“bilang dari tadi, untung ada Bapak, kalau
tidak saya tidak bisa ketemu anak saya”.
Lalu penumpang lain dan pramugari tanya,
“Pak, apa rahasianya? Kok dibisiki
langsung … “
“Saya hanya bilang, Bapak mau ke mana? ‘Saya
mau ke Amsterdam’ Oh kalau ke Amsterdam di belakang Pak, yang bagian depan ini,
turunnya di Bangkok, Pak! Langsung dia pergi”.
Saudara saudari yang terkasih,
kadang-kadang kita susah untuk mengerti.
Di balik hati dan budi manusia yang sulit dipahami, ada yang lebih sulit, yaitu
misteri. Sesuatu yang hanya dapat dipahami melalui iman, yang didukung oleh
pengetahuan dan pengalaman. Misteri adalah sesuatu yang belum jelas, bahkan
tidak dapat diketahui secara penuh. Misteri iman adalah kisah kasih Allah pada
manusia melalui Yesus Kristus. Dalam setiap misa ada anamnese, salah satu contohnya misalnya anamnese 5. Imam menyatakan, “Agunglah misteri iman kita”, dan umat
menjawab, “Tuhan, Engkau telah wafat. Tuhan sekarang Kau hidup. Engkau Sang
Juruselamat, datanglah ya Yesus Tuhan”. Bagaimana kita dapat memahami misteri
iman tersebut? Syukur kepada Allah, kita dianugerahi Roh Pengertian untuk
memahami kedalaman misteri iman dan mempercayainya.
Roh Pengertian membuat kita mampu hidup
sesuai dengan ajaran dan pengakuan iman. Melalui karunia ini Allah menerangi budi
kita hingga kita mampu memahami dan mempercayai dengan hati tulus. Bersama dengan
Karunia Hikmat, Roh Pengertian mengantar kita untuk apa yang disebut fine tuning, menyamakan gelombang,
antara gelombang kita dengan gelombang Allah, hingga kita memikirkan apa yang
dipikirkan oleh Allah. Seperti radio, kalau kita ingin mencari gelombang
tertentu dan mendengar dengan enak, kita harus pas, kalau masih bunyi kresek
kresek kresek, bunyi brisik, belum pas. Sampai kita menemukan sesuatu yang pas,
barulah kita bisa mendengar dengan baik, barulah kita bisa mendengar dengan enak
sehingga komunikasipun bisa berjalan. Fine
tuning. Proses pemuridan adalah fine
tuning menyamakan gelombang murid-murid dengan gelombang Yesus sendiri.
Saudara saudari yang terkasih,
para murid merasa heran bahwa mereka
tiba-tiba mengerti secara gamblang, apa yang dikatakan Yesus. Padahal Yesus
juga biasa berbicara melalui perumpamaan untuk mempermudah. Walaupun diambil
dari kisah hidup sehari-hari, tetapi mereka masih sulit dan tidak mengerti. Tetapi
dalam Injil hari ini kita mendengar mereka mengerti betul hingga mereka berseru,
“Lihat sekarang Engkau berkata-kata terus terang dan tidak memakai kiasan”. Mereka
tidak protes, tidak minta penjelasan lebih, mereka tidak bertanya lagi. Rupanya
mereka sudah mengalami fine tuning,
gelombang mereka sudah sama. Maka mereka berkata, “Karena itu kami percaya, bahwa
Engkau datang dari Allah”. Para murid sudah mulai satu gelombang dengan Yesus. Pikiran
manusiawinya telah melebur, bersatu dengan rencana dan kehendak Ilahi bahwa Yesus
adalah Putra Allah. Itulah karya Roh Pengertian, yang dayanya sudah dialami
oleh para rasul.
Saudara saudari yang terkasih,
agar hidup sesuai dengan kehendak Allah,
Daud berdoa, “buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang tauratMu, aku hendak
memeliharanya dengan segenap hati”, Mazmur 119:34. Untuk dapat memahami Kitab Suci
dan menyiapkan homili, Imam memohon karunia Roh Pengertian. Untuk mampu
mendengarkan serta mengerti Sabda Allah dan pewartaannya melalui kotbah, kita
juga memohon Roh Pengertian. Roh ini membimbing dan memahami khasanah iman dan
ajaran gereja. Maka bagus, sebelum mendengarkan kotbah, renungan, perngertian,
membaca Kitab Suci, mintalah karunia Roh Pengertian. Dengan mengerti misteri
iman, kekayaan pengetahuan dan keagungan pengalaman Tradisi Gereja kita makin
mensyukuri anugerah Sakramen-Sakramen dan memahami kehendak Allah kepada kita. Dengan
anugerah Roh Pengertian, kita bersukacita, karena dapat melihat Tuhan melalui
keindahan ciptaan dan keagungan misteri kejadian sehari-hari. Hidup insani
sungguh dipahami sebagai penyelenggaraan dan pantulan Ilahi.
Mari kita berdoa kepada Roh Kudus, “Roh Pengertian,
terangilah budi kami agar mampu memahami misteri Ilahi, agar mampu menyamakan
gelombangku dengan gelombang Allah sendiri”.
No comments:
Post a Comment