Thursday, May 28, 2020

28 Mei 2020 Kamis Paskah VII


Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Misa Kamis Paskah VII 28 Mei 2020
Kapel Santa Maria Bunda Yesus
Wisma Keuskupan Bandung


Bacaan I Kis 22:30;23:6-11
Mazmur Tanggapan Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10.11
Bacaan Injil Yoh 17:20-26

Saudara saudari yang terkasih,
ada filsuf Inggris bernama Francis Bacon pada abad 17, dia dikenal dengan pernyataan “Knowledge is Power”, pengetahuan adalah kekuasaan. Orang yang tahu biasanya percaya diri karena merasa menguasai keadaan, berada di atas angin saat berhadapan dengan orang lain. Orang yang tidak tahu sesuatu yang dibutuhkan, yang relevan, cenderung minder, menyingkir bahkan menyembunyikan diri. Orang yang tahu sesuatu atau seseorang, bisa karena mempelajari atau mengalaminya. Apakah kita tahu Allah Tritunggal Mahakudus, rencana kehendakNya dan kasihNya? Roh Pengenalan akan Allah membuat kita mampu mengetahuiNya. Yohanes Pembaptis pernah berkata, “di tengah-tengahku ada Dia yang tidak kamu kenal”. Melalui Karunia Pengenalan, Roh Kudus menunjukkan pada kita, siapakah Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus, hingga kita kenal. Dalam perikop Pengadilan Terakhir, Matius 25:31-46, ketika Yesus menyamakan diri, hadir dalam orang-orang yang paling hina: yang telanjang, yang dipenjara, yang sakit, yang lapar, yang haus. Yesus menyebut mereka yang mengenaliNya dalam diri orang yang paling hina sebagai orang yang diberkati Bapa, sedangkan mereka yang tidak mengenaliNya disebut sebagai orang yang terkutuk. Yesus berdoa dalam Injil hari ini kepada BapaNya untuk mereka yang tahu dan percaya kepada Yesus dalam relasi dengan Bapa. Kesatuan Bapa dan Putra serta kesatuan mereka dengan Bapa dan Putra yang diutus Bapa, menunjukkan kasih Bapa kepada mereka, sama seperti Bapa mengasihi Putra. Bapa mengangkat para murid menjadi anak-anak terkasih, seperti Bapa mengasihi Putra. Kenyataan ini dikomunikasikan Yesus dalam doaNya agar diketahui, dikenal oleh para murid untuk diwartakan, seperti Yesus katakan hari ini, “agar dunia tahu  bahwa Engkau yang telah mengutus Aku, bahwa Engkau mengasihi mereka dan sama seperti Engkau mengasihi Aku”. Yesus memohon kepada BapaNya agar para murid tahu dan percaya bahwa Yesus adalah Putra Allah yang diutus Bapa sehingga mereka selalu ada bersama dengan Yesus. Sayangnya dunia tidak mengenal Bapa hingga tidak percaya. Kalau dunia tidak tahu Bapa, bagaimana mereka bisa percaya, bisa mengasihi Bapa? Maka kata pepatah, “tak kenal tak sayang”. Dilanjutkan “tak sayang tak mungkin terbayang-bayang”. Itulah maka sebagaimana kita menghadiri suatu pertemuan, ketika kita tidak kenal seseorang dan tidak ada yang mengenalkan, orang tidak tahu siapakah kita, maka kita butuh orang yang kenal untuk mengenalkan supaya ada komunikasi.

Saudara saudari yang terkasih,
Karunia Roh Pengetahuan memampukan kita melihat Allah dalam seluruh ciptaan dan semua kejadian serta meyakinkan kita bahwa semua ciptaan tersebut adalah ketiadaan tanpa Allah. Sebagaimana semesta itu awalnya kacau tanpa Allah, chaos, berubah menjadi teratur, menjadi kosmos, setelah Roh Allah memberkati. Roh Pengenalan akan Allah ini membuat kita tahu, siapakah pencipta kita, Sang Khalik dan bagaimana rencana kasihNya kepada manusia.
Roh Pengenalan ini memampukan kita mengetahui dan mengakui, bahwa sungguh agunglah karya penciptaan Allah dan lebih agung lagi karya penebusanNya melalui Yesus Kristus yang kita doakan dalam Malam Paskah. Dengan karunia ini kita tergerak untuk memuji Allah karena penciptaan dan penebusanNya, hingga kita hanya menghendaki Allah-lah yang berkuasa di dalam diri kita dan bagaimana mewujudkan kehendakNya di dalam hidup kita. Pengenalan akan Allah seharusnya diwartakan dan dihidupi setiap hari, sehingga menjadi sifat karakter kita atau malah tatalaku kebiasaan kita. Roh Pengenalan ini membuat kita mau dan mampu mengetahui siapakah Allah, makin mencintai Allah yang mengasihi kita lebih dahulu dan melaksanakan kehendak Allah. Orang yang mengenal Allah akan makin percaya diri, makin PD sebagai anak Tuhan dan makin PD sebagai murid Yesus, hingga hidupnya berani dan penuh sukacita. Di balik pengetahuan yang baik, kenal betul, ada hubungan pribadi yang dekat.

Marilah kita belajar, entah dari pengetahuan buku atau pendengaran atau pengalaman hidup atau dari kedua-duanya untuk makin mengenal Allah serta memperdalam kebenaran iman dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari. Makin kenal Allah makin sayang pada Allah. Makin sayang pada Allah, makin terbayang-bayang pada Allah hingga kita menjadi bayangan, makin mirip dengan Allah. Maka Yesus dalam Injil hari ini, “ya Bapa, Aku mau supaya di mana Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku”. Saya membayangkan jalan-jalan, ada selalu yang bersama-sama dengan kita, yaitu bayangan kita. Bayangan kita selalu ada pada kita, demikianlah Yesus menghendaki kita menjadi bayanganNya. Sebagaimana bayangan, kalau orangnya besar, besar, orangnya kecil, kecil, orangnya tinggi, tinggi bayangannya, orangnya pendek, pendek. Bayangan itu sama dengan aslinya, tergantung dari perspektif mana. Demikianlah kita diminta juga untuk menjadi bayangan, di mana kita menghadirkan Allah. Yesus ada di sana, demikianlah itu harapanNya, “di mana Aku berada, di sana muridKu, mereka yang percaya kepadaKu ada juga bersama-sama dengan Aku”. Maka kita makin mirip dengan Allah yang dikenal dan yang kita bayangkan.
Mari kita berdoa pada Roh Kudus, agar Roh Pengenalan akan Allah ini sungguh tumbuh dalam diri kita, “Roh Kudus ajarlah dan bimbinglah kami untuk mengenali Bapa dan Putra dalam karya penciptaan semesta alam serta karya penebusan umat manusia, hingga kami hanya menggunakan barang sekular untuk kepentingan sakral, tidak terbuai pada kemegahan duniawi tetapi terpincut pada kemuliaan Surgawi.

No comments:

Post a Comment

5 Juli 2020 Minggu Pekan Biasa XIV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC Misa Hari Minggu Biasa XIV 5 Juli 2020 Gereja Santo Petrus Katedral Bandung video :  Min...