Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin,
OSC
Misa Selasa Paskah VI 19 Mei 2020
Kapel Santa Maria Bunda Yesus
Wisma Keuskupan Bandung
video : Selasa Paskah VI 19 Mei 2020
Bacaan I Kis 16:22-34
Mazmur Tanggapan Mzm 138:1-2a.2b-3.7c-8
Bacaan Injil Yoh 16:5-11
Saudara saudari yang terkasih,
apakah saudara saudari pernah melihat orang
gila, atau pernah disebut gila, atau pernah mengatakan kepada orang lain, gila?
Orang disebut gila karena pikiran sehatnya hilang, komunikasi kacau dan kelakuannya
tak seperti orang normal pada umumnya. Kesadaran, jiwanya, terganggu maka
disebut sakit jiwa. Kadang kita juga berkata kepada orang normal: “gila lu! Gelo
maneh! Edan kowe!” karena apa yang dikatakan dan dilakukan di luar pikiran
normal kita, baik secara positif: luar biasa!, hebat! ataupun secara negatif.
Berbagai peristiwa yang terjadi, seperti
kerusuhan, peperangan, ledakan bom bunuh diri, tsunami, gempa bumi, kecelakaan dan
pandemik corona yang telah
menginfeksi sekitar lima jutaan orang di dunia, yang tercatat, adalah akibat deretan
kelalaian atau kejahatan manusia dan bencana alam yang membuat kita bertanya, “apakah
ini tandanya jaman edan?” Ada oknum yang tak sadar diri demi kepentingan diri
dan kelompoknya menjadi pemicu kejahatan dan bencana itu.
Pujangga Jawa Ronggowarsito menulis buku
“Jaman Edan”. Negara yang kehilangan wibawa, penguasa yang kehilangan etika, masyarakat
yang kehilangan pranata dan alam yang terus melahirkan bencana. Tulisnya, saya
kutip, “Hidup di jaman edan, gelap jiwa, bingung pikiran. Turut edan hati tak
tahan, jika tak turut batin merana dan penasaran, tertindas dan kelaparan. Tapi
janji Tuhan sudah pasti, seuntung apapun orang yang lupa daratan, lebih selamat
orang yang menjaga kesadaran”. Ronggowarsito agaknya mengajak kita untuk menjadi
eling, menjadi sadar, orang yang sadar dan menjaga kesadarannya.
Saudara saudari yang terkasih,
Yesus mengutus Roh Kudus untuk menyadarkan
dunia ‘yang gila’, jaman edan. Pada
waktu itu, di mana orang tak takut pada Tuhan dan tak malu pada sesamanya untuk
berdosa. Bangsa Israel menantikan Mesias sekian lama, tapi ketika datang, Mesias
malah ditolak. Sang Penyelamat diputar balikkan jadi penjahat. Maka peristiwa Minggu
Palma, “Hosanna Putra Allah!” menjadi peristiwa Jumat Agung “Durjana manusia
keparat!” Yesus mengutus Roh Kudus untuk
menginsafkan dunia akan jaman edan ini. Kalau Roh Kudus datang, Ia akan
menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Dunia berdosa karena tidak
percaya bahwa Yesus adalah Putra Allah yang diutus Bapa, karena kasihNya yang begitu
besar untuk manusia. Ia adalah sabda yang menjadi manusia, dengan lahir, berkarya,
menderita, dan wafat di kayu salib serta bangkit pada hari yang ketiga. Itulah
kebenaran misteri inkarnasi dan misteri paskah. Karenanya Iblis dikalahkan, maut
diatasi dan kejahatan dilumpuhkan. Roh Kudus mendorong kita untuk percaya Yesus
adalah Tuhan yang menyelamati dan yang telah mengalahkan kuasa kegelapan. Maka
orang yang dihidupi dan diterangi oleh Roh Kudus akan eling, sadar diri,
meninggalkan perbuatan gila, memperbaharui jaman edan bukan ikut-ikutan edan.
Saudara saudari yang terkasih,
kita menerima meterai Roh Kudus pada
saat Sakramen Pembaptisan dan dikarunia tujuh karunia Roh Kudus saat Sakramen Penguatan,
“terimalah tanda karunia Roh Kudus!” Dengan begitu sepantasnya kita hidup
sebagai orang yang sadar, orang yang waras, yang menjauhi dosa, mengakui
misteri inkarnasi: “sabda menjadi manusia”, misteri Paskah: “Yesus wafat dan
bangkit untuk keselamatan kita”, serta melawan kekuasaan gelap apapun. Tetapi
mengapa ada orang yang dibaptis dan menerima sakramen penguatan, masih hidup
seperti orang edan yang kelihatannya kok efek-efeknya bukan Roh Kudus, tapi roh
kudis yang menjijikan atau roh kuda yang masih liar? Kita mesti terus
memperbaharui diri melalui doa, meditasi, devosi, membaca Kitab Suci, merayakan
Sakramen-Sakramen agar Roh Kudus yang telah tercurah dan dicurahkan kepada kita,
mendapat tempat di hati kita dan biarlah dia berkarya selalu menginsafkan kita
untuk hidup waras sebagai murid-murid Kristus. Mungkin, kalau mungkin kita juga
berada di jaman edan, jangan ikut-ikutan edan, tapi mari kita hidup sebagai
murid yang sadar diri dan diteguhkan, dikuatkan, dilindungi oleh Roh Kudus yang
diutus oleh Yesus.
No comments:
Post a Comment