Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin,
OSC
Misa Sabtu Paskah VII 30 Mei 2020
Kapel Santa Maria Bunda Yesus
Wisma Keuskupan Bandung
video : Sabtuj Paskah VII 30 Mei 2020
Bacaan I Kis 25:13-21
Mazmur Tanggapan Mzm 103:1-2.11-12.19-20ab
Bacaan Injil Yoh 21:15-19
Saudara saudari yang terkasih,
dalam filsafat agama dikenal istilah
dari seorang ahli bernama Rudolf Otto “Misterium Tremendum et Fascinosum” yaitu
misteri yang menggetarkan dan menentramkan. Orang beragama percaya, takut pada Allah,
karena berjumpa dengan pengalaman realitas yang membuatnya, ia gentar, merasa
kecil dan tak berdaya. Misalnya berada di atas gunung yang tinggi, yang
diliputi oleh awan, atau berada di laut lepas, merasa kecil dan sendiri tapi sekaligus
pengalaman yang mengasikkan, menentramkan. Itulah misteri yang menggetarkan dan
menyejukkan, bersama dengan realitas alam ciptaan Allah. Maka orang berkata,
siapa di balik realitas itu jika bukan yang kudus, yang Ilahi. Bisa juga kita
bertemu dengan realitas yang menggetarkan dan menentramkan, ketika bertemu dengan
peristiwa malapetaka, sakit, kematian, tetapi kemudian ada hiburan, ada rahmat
yang kita peroleh. Itulah contoh-contoh ketakutan akan Allah yang bisa membuat
orang menyadari betapa besarnya Allah, betapa sucinya Allah. Saya yang tidak
pantas, kok dikabulkan doanya. Saya yang tidak pantas, kok dibersihkan dosanya.
Dan betapa kecilnya manusia, betapa kotornya kita. Ini tidak membuat orang menyembunyikan
diri atau lari dari Allah, seperti Adam dan Hawa yang berdosa, menyembunyikan
diri dan lari karena dosa, tapi pengalaman bertemu dengan realitas yang dahsyat
itu mendorongnya berbakti pada Allah dengan mempersembahkan sesaji atau agar
tetap terberkati. Roh takut akan Allah memampukan kita takut dan hormat kepada Allah
karena kita mengasihi Allah.
Saudara saudari yang terkasih,
Yohanes disebut murid kesayangan,
kiranya bukan karena Yesus pilih kasih. Ia disebut murid terkasih karena
kasihnya kepada Yesus yang luar biasa. Dan bagaimana ia mengalami dikasihi oleh
Yesus. Di manapun Yesus berada, kita tahu Yohanes ada di situ, terutama di saat-saat
penting, saat Yesus dimuliakan di atas gunung Tabor, saat Yesus berada dalam sakratul
maut di taman Getsemani, dan saat Yesus menghembuskan nafas di kayu salib serta
saat Yesus bangkit, Yohanes tiba di kubur mendahului Petrus dan percaya. Ada
relasi dekat dan akrab dengan Yesus. Saat yang lain takut atau segan bertanya, tentang
siapakah pengkhianat Yesus, Petrus memberi isyarat kepada murid yang dikasihi
dan bersandar pada Yesus untuk bertanya, pada Yohanes 13:23-25, Yohanes pun
tanpa takut dan tanpa ragu pun bertanya, “Tuhan, siapakah dia yang akan
menyerahkan Engkau?” Keberanian ini muncul karena kasih Yohanes kepada Yesus
dan kasih Yesus yang dialami oleh Yohanes. Karena kasihnya kepada Yesus, Yohanes
menulis Injil yang berisi kesaksian iman yang benar. Di balik kasihnya ada
ketaatan penuh, dan itulah yang disebut dengan Roh Takut akan Allah, karena ada
kasih, orang taat tak behenti untuk bersaksi.
Sebagaimana kita dengar dalam Bacaan Pertama,
Paulus dalam keadaan apapun, dalam keadaan dipenjara di rumah, dalam keadaan, tetap
terus memberi kesaksian tentang Kristus, karena ia mengalami kasih Kristus,
sehingga ia mengalami takut, hormat karena kasih kepada Yesus.
Saudara saudari yang terkasih,
Roh Takut akan Allah bukanlah ketakutan
yang menyebabkan kita lari dari Allah, tetapi yang membuat kita kagum akan Allah
dan akan ciptaanNya, hingga Ia memenuhi pikiran dan hati kita. Takut di sini
adalah pengakuan akan kehadiran Allah yang kudus, Sang Kasih. Yang kita lihat
dalam Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, kalau ada kata takut, cermatilah di
situ ada Allah yang hadir, di situ ada pengakuan akan kemuliaan Allah dan akan
kekecilan manusia. Musa ketika mendekati semak yang berduri, menyadari kehadiran
Allah, ia menutupi muka dan takut. Dalam
Perjanjian Baru, ketika Yesus menghardik angin dan menenangkan danau, para
murid mengalami ketakutan, karena mengalami kehadiran dan keMahaKuasaan Allah
dalam diri Yesus. Sedangkan manusia mengalami ciptaan yang dipanggil untuk hidup
kudus dalam kasih.
Roh Takut membuat kita mampu menghormati
dan mengakui Allah Tritutunggal dan misteri kasihNya, Roh Takut akan Allah
membuat kita homat, yang lahir dari kasih pada Allah karena pengalaman dikasihi
itu, hingga kita tidak mau berdosa, bukan karena takut, tetapi karena cinta dan
hormat pada Allah. Kita tidak mau berdosa, menjauhi dosa karena tidak mau
melukai Allah yang kita kasihi. Maka ini bukanlah ketakutan budak yang membuat
kita lumpuh tidak berdaya, tapi keseganan seorang anak yang dikasihi oleh orangtuanya.
Ia dekat dengan orangtuanya tetapi ia begitu hormat dan berhati-hati, jangan
sampai ia melukai orangtuanya dengan melakukan sesuatu yang tidak dikehendaki
oleh orangtuanya. Itulah Roh Takut akan Allah di hadapan Allah. Roh Takut akan Allah
adalah roh kasih pada Allah, maka boleh juga diganti Roh Takut akan Allah dalam
kacamata kita Roh Kasih pada Allah. Maka siapa yang rela jauh dari pribadi yang
dikasihinya, siapa yang tega mengecewakan pribadi yang dikasihinya. Kalau
mengasihi Allah dengan segenap hati, budi, dan energi pasti kita berusaha
menjauhkan diri dari yang jahat dan menghindari diri dari dosa. Orang yang
takut akan Allah tak takut iblis, orang yang takut akan Allah ditakuti iblis,
orang yang takut akan Allah akan terus digoda oleh iblis, karena iblis benci. Maka
orang yang takut akan Allah ditakuti oleh iblis. Kita ingat dulu ada film yang
disebut dengan ghost buster maka orang
yang takut akan Allah itu saya sebut evil
buster, jadi pembasmi iblis. Maka orang yang takut akan Allah itu membasmi
iblis, mengusir iblis, membuat iblis ketakutan, ketar ketir. Kasih pada Allah
membuat kita menyadari kehadiran yang kudus dalam hidup dan mendorong kita untuk
selalu hadir di hadiratNya. Jangan sampai sesaatpun kita terpisah pada Allah. Orang yang takut akan Allah atau kasih pada Allah
akan menjadikan hidupnya sebagai Injil seperti Yohanes, murid terkasih, tulisan
kisah kasih dengan Allah. Roh Takut akan Allah membuat kita makin menaruh
hormat dan bakti pada Allah dengan melakukan apa yang berkenan padaNya dan
hidup dalam pertobatan. Roh Takut akan Allah menjadikan kita murid yang terkasih
yang selalu bersandar pada Yesus.
No comments:
Post a Comment