Wednesday, May 6, 2020

30 Maret 2020 Senin Prapaskah V

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Misa Harian Senin Prapaskah V 30 Maret 2020
Kapel Hati Kudus Yesus RS Boromeus Bandung

video : Senin Prapaskah V 30 Maret 2020

Belas Kasih sebagai Tanda Kehadiran Tuhan

Bacaan I Dan 13:1-9.15-17.19-30.33-62
Mazmur Tanggapan Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6
Bacaan Injil Yoh 8:1-11

Saudara saudari yang terkasih,
pada penutupan Tahun Luar Biasa Kerahiman Allah, Sri Paus Fransiskus menerbitkan surat apostolik yang berjudul ‘Miseri Cordia et Misera’, belas kasih dan penderitaan pada tanggal 20 November 2016. Judul tersebut diambil dari kata-kata Santo Agustinus yang mengisahkan perjumpaan antara Yesus dan perempuan dalam Injil Yohanes 8:1-11 yang kita dengar hari ini. Kata Sri Paus Fransiskus, “tidak dapat ditemukan ungkapan kata yang lebih indah dan tepat untuk memahami misteri Allah, ketika menyentuh si pendosa. Hanya tinggal dua kata, kesedihan dan belas kasih. Betapa besar belas kasih dan keadilan Ilahi bersinar dalam kisah ini. Belas kasih inilah yang menjadi jantung Gereja”. Tepat sekali ketika orang merasa kawatir dan takut untuk tertular, kita harus menjaga diri, tetapi belas kasih haruslah tetap kita upayakan sebagai tanda kehadiran Allah di tengah kita.

Saudara saudari yang terkasih,
beberapa Ahli Taurat dan orang Farisi membawa seorang wanita berdosa kepada Yesus, yang sedang berada di Bait Allah. Rumah Berkat di mana umat mendapatkan berkat. Mereka tahu, tapi tidak sungguh menyadari bahwa Bait Allah adalah Rumah Allah, rumah belas kasih bukan rumah penghakiman. Bait Allah bukanlah pengadilan, tetapi Rumah Berkat. Yesus tampil bukan sebagai Hakim tetapi sebagai Imam yang menghadirkan Allah yang penuh belas kasih. Maka mereka salah alamat karena berniat buruk, menghukum orang yang bersalah dan menjebloskan Yesus yang saleh ke dalam kesalahan lain, yaitu turut menghakimi.

Menurut hukum Musa, memang orang yang kedapatan berzinah harus dirajam. Yesus mau mengembalikan hukum Musa kepada maksud aslinya, yaitu menghadirkan belas kasih Allah. Yesus dihadapkan pada dilema, kalau ia menghukum, orang berkata, “masakan Guru bijaksana menyetujui kekerasan, bahkan mungkin kematian, karena  hukum rajam”. Kalau tidak menghukum, “masakan Imam yang saleh mengabaikan hukum Musa”.
Yesus menantang mereka, barangsiapa di antara kamu yang tidak berdosa, hendaklah ia melemparkan batu kepada perempuan itu yang pertama. Semua pergi, karena semua pernah berdosa. Rupanya hanya Yesus yang berhak melemparkan batu karena ia tidak pernah berdosa. Wewenang bukan semata-mata untuk menghakimi dan menghukum, tetapi juga untuk menunjukkan belas kasih Allah. Memberi jalan dan harapan baru bagi mereka yang terpuruk, jatuh, gagal dan berdosa. Yesus tidak membenarkan perbuatan dosa wanita itu. Dosa tetaplah dosa. Kesalahan tetaplah kesalahan. Tetapi bagaimana Ia memberi kesempatan yang baru. Keadilan tanpa dibarengi dengan belas kasih, akan menjadi penghukuman. Kebenaran tanpa dibarengi oleh pengampunan, akan menjadi penghakiman. Maka Yesus berkata, “Akupun tidak menghukum engkau, pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang ini”.

Saudara saudari yang terkasih,
lihatlah orang di sekeliling kita: keluarga, sahabat, kenalan, kerabat, pasti ada kekurangan dan kelemahan. Bahkan mungkin kesalahan, dosa, pernah gagal. Apa sikap kita terhadap mereka? Apakah kita datang kepada Yesus, kepada Tuhan, bagaikan orang Farisi dan Ahli Taurat yang meminta agar Yesus menghukum wanita yang kedapatan berzinah, seakan kita tidak pernah berbuat salah? Kita memang tidak pernah boleh membenarkan kesalahan, salah tetaplah salah. Tetapi apakah kita yang pernah berdosa juga, berhak menghukum sesama tanpa belas kasih, tanpa memberi kesempatan untuk hidup yang lebih baik?
Belas kasih, miseri cordia, kata yang sangat bagus. Berasal dari dua kata miseria, penderitaan, miserere dengan cor, cordis, belas kasih terjadi, hati yang tersentuh oleh penderitaan seseorang. Hati yang mau berbagi dengan mereka yang berada dalam penderitaan. 

Siapa tahu, belas kasih kita menjadi harapan dan jalan hidup baru bagi mereka yang bersalah. Belas kasih bukan hanya bagi mereka yang bersalah, tetapi bagi mereka yang sungguh sekarang sedang membutuhkan hati, belas kasih kita. Semoga kita menjadi pribadi belas kasih dan pengampunan, hingga hidup kita menjadi tanda efektif dari karya belas kasih Allah.



No comments:

Post a Comment

5 Juli 2020 Minggu Pekan Biasa XIV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC Misa Hari Minggu Biasa XIV 5 Juli 2020 Gereja Santo Petrus Katedral Bandung video :  Min...