Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin,
OSC
Misa Harian Sabtu Prapaskah IV 28 Maret 2020
Gereja Tujuh Kedukaan Pandu Keuskupan
Bandung
Berbuatlah dan Berkatalah Benar
Bacaan I Yer 11:18-20
Mazmur Tanggapan Mzm 7:2-3.9bc-10.11-12
Bacaan Injil Yoh 7:40-53
Saudara saudari yang terkasih,
ada orang yang mengutamakan penampilan
luar, yang penting keren. Maka yang sering dilihat dan dipertimbangkan dalam hidup
sehari-hari adalah pakaian, barang yang dikenakan, barang yang dibawa, barang yang
dipakai dan postur tubuh.
Gara-gara penampilan fisik ini ada orang
yang tertipu. Untuk itu berhati-hatilah
agar tidak mudah percaya pada apa yang kelihatan, pada apa yang dipakai. Tetapi
dengarlah apa yang dikatakan dan lihatlah apa yang dilakukan, itulah yang bisa
kita percaya. Manusia bisa ingkar janji dan melanggar sumpah hingga tidak dapat
dipercaya.
Yeremia yang mengalami kesulitan dalam
hidupnya, karena berbuat baik hanya bisa percaya pada Tuhan. Orang Yahudi yang
menyaksikan hidup dan karya Yesus, percaya bahwa Yesus adalah Mesias.
Saudara saudari yang terkasih,
nabi Yeremia berkata-kata benar sesuai dengan
kehendak Allah, tetapi mendapat perlawanan. Bahkan dia dianggap sebagai seorang
penjahat yang mau menyesatkan rakyat. Ia diancam pembunuhan supaya namanya
hilang dari muka bumi. Padahal Yeremia setia pada Allah. Apa yang dilakukannya adalah
apa yang dikehendaki oleh Allah yaitu menyelamatkan umatNya. Orang-orang jahat
merasa terganggu oleh perbuatan baik Yeremia. Yeremia mengalami diri sebagai
domba jinak yang dibawa untuk disembelih atau pohon berbuah yang hendak
ditebang. Itulah juga yang akan terjadi pada Yesus.
Dalam Injil hari ini Yesus hendak disesah dan dipersalahkan. Para Imam Kepala
dan orang Farisi bersekongkol untuk menangkap Yesus. Bukan karena perbuatan
jahat, tetapi karena perbuatan baik.
Banyak orang Yahudi percaya bahwa Yesus
adalah Nabi bahkan Mesias. Para lawan Yesus hendak menggoyahkan kepercayaan
pengikut Yesus dengan mengetengahkan unsur fisik Yesus. “Siapa dia? Ia berasal
dari Galilea yang tak mungkin melahirkan nabi. Ayah dan ibunya siapa? Kita
kenal, serta asalnya juga dikenal”. Namun para pengikut Yesus tidak tertipu
oleh ucapan para lawan Yesus. Mereka melihat bukti seraya berkata, “belum
pernah seorang manusia berkata seperti itu”. Perkataan Yesus bukan hanya
berwibawa tetapi penuh kuasa. Pengalaman langsung inilah yang menjadi dasar kepercayaan
orang pada Yesus. Hingga tidak terbujuk pada argumentasi fisik dan
rasionalisasi manusiawi. Walau mereka mengatasnamakan Kitab Suci. Mereka berani
percaya dan berkata melawan arus. Nikodemus seorang tokoh Yahudi yang terhormat
pun berani berkata berbeda demi kebenaran dan kebaikan.
Saudara saudari yang terkasih,
kita semua dipanggil untuk menjadi nabi
jaman now yang berani berkata dan
berbuat benar, sekalipun ada resikonya. Tetapi bagaimana menyampaikan sesuatu
tersebut, dengan baik, benar dan santun, agar tujuan dari perkataan dan perbuatannya
dapat efektif, kena sasaran. Persatuan dengan Tuhan yang dilandasi oleh iman
kepadaNya, menjadi dasar keberanian bertindak seperti yang ditunjukkan oleh Yesaya
dan dihidupi oleh Yesus. Tindakan profetik pada sesama di tengah dunia ini menuntut
persekutuan mistik dengan Allah. Hanya orang yang dekat dengan Tuhan, berani
memberi kesaksian tentang kebenaran. Kesaksian kenabian yang ditopang oleh
kedekatan dengan Tuhan diuji dalam persaudaraan kita dengan masyarakat melalui
tindakan etik yaitu karya belas kasih.
Orang yang dekat dengan Tuhan akan
selalu tergerak hatinya untuk melayani sesama, untuk bersolider dan berbela
rasa dengan mereka yang membutuhkan, lewat hidup persaudaraan. Itulah ciri dan
cara orang yang layak dipercaya.
Mari kita menjadi orang yang layak
dipercaya karena perbuatan dan perkataan kita.
No comments:
Post a Comment