Wednesday, May 6, 2020

28 Maret 2020 Sabtu Prapaskah IV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Misa Harian Sabtu Prapaskah IV 28 Maret 2020
Gereja Tujuh Kedukaan Pandu Keuskupan Bandung


Berbuatlah dan Berkatalah Benar

Bacaan I Yer 11:18-20
Mazmur Tanggapan Mzm 7:2-3.9bc-10.11-12
Bacaan Injil Yoh 7:40-53

Saudara saudari yang terkasih,
ada orang yang mengutamakan penampilan luar, yang penting keren. Maka yang sering dilihat dan dipertimbangkan dalam hidup sehari-hari adalah pakaian, barang yang dikenakan, barang yang dibawa, barang yang dipakai dan postur tubuh.
Gara-gara penampilan fisik ini ada orang yang tertipu.  Untuk itu berhati-hatilah agar tidak mudah percaya pada apa yang kelihatan, pada apa yang dipakai. Tetapi dengarlah apa yang dikatakan dan lihatlah apa yang dilakukan, itulah yang bisa kita percaya. Manusia bisa ingkar janji dan melanggar sumpah hingga tidak dapat dipercaya.
Yeremia yang mengalami kesulitan dalam hidupnya, karena berbuat baik hanya bisa percaya pada Tuhan. Orang Yahudi yang menyaksikan hidup dan karya Yesus, percaya bahwa Yesus adalah Mesias.

Saudara saudari yang terkasih,
nabi Yeremia berkata-kata benar sesuai dengan kehendak Allah, tetapi mendapat perlawanan. Bahkan dia dianggap sebagai seorang penjahat yang mau menyesatkan rakyat. Ia diancam pembunuhan supaya namanya hilang dari muka bumi. Padahal Yeremia setia pada Allah. Apa yang dilakukannya adalah apa yang dikehendaki oleh Allah yaitu menyelamatkan umatNya. Orang-orang jahat merasa terganggu oleh perbuatan baik Yeremia. Yeremia mengalami diri sebagai domba jinak yang dibawa untuk disembelih atau pohon berbuah yang hendak ditebang. Itulah juga yang akan terjadi pada Yesus. Dalam Injil hari ini Yesus hendak disesah dan dipersalahkan. Para Imam Kepala dan orang Farisi bersekongkol untuk menangkap Yesus. Bukan karena perbuatan jahat, tetapi karena perbuatan baik.

Banyak orang Yahudi percaya bahwa Yesus adalah Nabi bahkan Mesias. Para lawan Yesus hendak menggoyahkan kepercayaan pengikut Yesus dengan mengetengahkan unsur fisik Yesus. “Siapa dia? Ia berasal dari Galilea yang tak mungkin melahirkan nabi. Ayah dan ibunya siapa? Kita kenal, serta asalnya juga dikenal”. Namun para pengikut Yesus tidak tertipu oleh ucapan para lawan Yesus. Mereka melihat bukti seraya berkata, “belum pernah seorang manusia berkata seperti itu”. Perkataan Yesus bukan hanya berwibawa tetapi penuh kuasa. Pengalaman langsung inilah yang menjadi dasar kepercayaan orang pada Yesus. Hingga tidak terbujuk pada argumentasi fisik dan rasionalisasi manusiawi. Walau mereka mengatasnamakan Kitab Suci. Mereka berani percaya dan berkata melawan arus. Nikodemus seorang tokoh Yahudi yang terhormat pun berani berkata berbeda demi kebenaran dan kebaikan.

Saudara saudari yang terkasih,
kita semua dipanggil untuk menjadi nabi jaman now yang berani berkata dan berbuat benar, sekalipun ada resikonya. Tetapi bagaimana menyampaikan sesuatu tersebut, dengan baik, benar dan santun, agar tujuan dari perkataan dan perbuatannya dapat efektif, kena sasaran. Persatuan dengan Tuhan yang dilandasi oleh iman kepadaNya, menjadi dasar keberanian bertindak seperti yang ditunjukkan oleh Yesaya dan dihidupi oleh Yesus. Tindakan profetik pada sesama di tengah dunia ini menuntut persekutuan mistik dengan Allah. Hanya orang yang dekat dengan Tuhan, berani memberi kesaksian tentang kebenaran. Kesaksian kenabian yang ditopang oleh kedekatan dengan Tuhan diuji dalam persaudaraan kita dengan masyarakat melalui tindakan etik yaitu karya belas kasih.
Orang yang dekat dengan Tuhan akan selalu tergerak hatinya untuk melayani sesama, untuk bersolider dan berbela rasa dengan mereka yang membutuhkan, lewat hidup persaudaraan. Itulah ciri dan cara orang yang layak dipercaya.

Mari kita menjadi orang yang layak dipercaya karena perbuatan dan perkataan kita.

No comments:

Post a Comment

5 Juli 2020 Minggu Pekan Biasa XIV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC Misa Hari Minggu Biasa XIV 5 Juli 2020 Gereja Santo Petrus Katedral Bandung video :  Min...