Wednesday, May 6, 2020

27 Maret 2020 Jumat Prapaskah IV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Misa Harian Jumat Prapaskah IV 27 Maret 2020
Gereja Santo Gabriel Sumber Sari Bandung

Video : Jumat Prapaskah IV 27 Maret 2020

Agere Contra!

Bacaan I Keb 2:1a.12-22
Mazmur Tanggapan Mzm 34:17-18.19-20.21.23
Bacaan Injil Yoh 7:1-2.10.25-30

Saudara saudari yang terkasih,
pada dasarnya kita manusia berusaha sebisa mungkin mencari kenikmatan dalam kehidupan yang senang dan tenang serta menghindari rasa sakit dan derita. Kita cenderung memilih yang gampang walau mungkin tidak membawa kebahagiaan sejati. Di situ agaknya tidak ada kerelaan hati dan budi untuk berkorban. Jangankan untuk kebahagiaan orang lain, untuk kebaikan sendiri pun kadang kita tidak mau berkorban. Tidak mau berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Orang komentar, itu pepatah kuno. Tetapi saat tanggung jawab dan tugas kita menuntut derita dan duka serta kecemasan akan kesehatan dan keselamatan kita sendiri, apakah kita juga masih mau menghindarinya dengan akibat mengkhianati tugas dan melalaikan panggilan. Syukur kepada Allah masih banyak orang yang rela melakukan apa yang oleh Santo Ignatius disebut agere contra, bertindak sebaliknya, yaitu melawan kecenderungan untuk mencari senang dan gampang, aman dan nyaman dengan cara setia menjalankan tugas dan tanggung jawab luhurnya karena merasa terpanggil oleh Allah. Para dokter, perawat, tenaga medis, keamanan, supir-supir yang setiap hari masih membawa bahan-bahan pokok hidup kita. Agar di masa social distancing ini masyarakat tetap dapat hidup normal.

Saudara saudari yang terkasih,
bacaan pertama berkisah tentang perkataan dan komentar serta rencana dan perbuatan orang fasik terhadap orang bijak yang hidup baik, benar dan kudusnya menjadi gangguan dan kritikan bagi orang fasik. Orang fasik merasa getek, gatal, risih, terganggu melihat orang bijak yang hidup melawan arus populer jaman itu. Bukan asal beda, tapi ia hidup berdasarkan keyakinan apa yang Tuhan kehendaki. Maka orang fasik mengolok-oloknya sebagai anak Tuhan yaitu orang yang mempunyai pengetahuan tentang Allah dan berusaha hidup sesuai dengan kehendak Allah. Orang fasik mau mencobai orang bijak dengan aniaya dan siksa untuk menguji apakah ia akan tetap hidup baik, benar dan kudus di kala ada derita dan kesulitan. Sebagai manusia tentu ia ingin membalas, atau setidaknya membela diri. Tapi tidak, orang baik itu malakukan agere contra, yang menyiratkan kelembutan dan belas kasih Allah bahkan kerelaan untuk menerima kesengsaraan karena mau setia kepada Allah. Itulah yang dialami dan dilakukan oleh Yesus. Dia dipersalahkan karena melakukan tindakan belas kasih yang tidak dilakukan oleh orang Farisi, para Imam, Ahli Taurat dan Tua-tua Yahudi. Perbuatan Yesus menjadi kritik atas hidup mereka yang merasa saleh, seolah tak pernah bersalah, merasa baik dan benar tetapi tidak berbuat kasih.

Saudara saudari yang terkasih,
saya pernah mendengar kesaksian, ada seorang pegawai baru di suatu tempat, yang rajin, jujur dan disiplin tetapi tidak disukai oleh teman-temannya. Bukan karena ia berbuat jahat tapi karena ia berbuat baik. Hingga kebaikannya itu menjadi kritik atas mentalitas dan moralitas teman-temannya. Sayang orang itu tak bertahan dan memilih pindah kerja karena terlalu banyak dibully.

Saudara saudari yang terkasih,
di tengah situasi serba salah ini, marilah kita melakukan apa yg baik, benar, santun dan kudus. Yang membuat sesama lebih aman dan nyaman serta tentram. Untuk itu mungkin kita harus melakukan agere contra, bertindak sebaliknya. Tidak menuruti keinginan spontan naluri, bukan untuk mengkritik orang lain, tetapi untuk melatih diri untuk dapat mengikuti Tuhan dengan baik. Mewujudkan nilai-nilai yang Tuhan kehendaki, untuk rela menyangkal diri dan memikul salib demi kebaikan bersama. Mungkin kita ingin berkumpul merayakan perayaan Ekaristi bersama di gereja. Mari kita menyangkal diri, biarlah tetap berdoa di rumah masing-masing. Mari kita jadikan momen ini sebagai suatu saat korban dan penyangkalan diri seraya juga makin memaknai makna pentingnya Ekaristi dari hidup kita, sehingga kita makin lebih merindukan dan menghargai perayaan Ekaristi. Ketika pada suatu hari nanti kita boleh berkumpul lagi atau dimungkinkan berkumpul lagi.
Agere contra adalah satu tindakan luhur untuk makin membuat kita mampu mewujudkan nilai-nilai Kristus yang tepat sekali pada masa prapaskah ini : bermati raga, menyangkal diri demi kemuliaan Tuhan, demi kebaikan banyak orang dan demi keselamatan kita.

No comments:

Post a Comment

5 Juli 2020 Minggu Pekan Biasa XIV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC Misa Hari Minggu Biasa XIV 5 Juli 2020 Gereja Santo Petrus Katedral Bandung video :  Min...