Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin,
OSC
Misa Harian Kamis Paskah II 23 April 2020
Kapel Maria Bunda Yesus
Wisma Keuskupan Bandung
Wisma Keuskupan Bandung
Video : Kamis Paskah II 23 April 2020
Bacaan I Kis 5:27-33
Mazmur Tanggapan Mzm 34:2.9.17-18.19-20
Bacaan Injil Yoh 3:31-36
Saudara saudari yang terkasih,
salah satu nilai yang dikejar oleh kita
manusia adalah kebebasan. Baik secara negatif “bebas dari” maupun secara
positif “bebas untuk” berbuat sesuatu. Kebebasan sering dikontraskan dengan
ketaatan, Maka dalam kaul religius, seseorang menyerahkan kebebasannya kepada
gereja melalui kaul ketaatan, yang dilakukannya dengan bebas dan sukacita. “Saya
mau taat dengan rela dan sukacita”. Demikianlah para rasul secara positif menyerahkan
kebebasannya kepada Allah. Karena yakin kalau taat kepada Allah mereka akan
mendapatkan keselamatan jiwa yang dirindukan oleh manusia. Maka dengan berani
mereka menantang mahkamah agama, “kita harus lebih taat kepada Allah daripada
kepada manusia”.
Ada satu cerita,
seorang ayah dan anaknya yang masih muda,
remaja, hendak pergi ke pasar menjual keledai. Lalu ayahnya berkata, “nak
silakan naik keledai”. Anaknya berkata, “tidak ayah, saya lebih suka berjalan dan
sehat. Kita sampai ke pasar, jauh tidak apa-apa biar badan sehat”. Lalu
berjalanlah anak dan ayah itu membawa keledai yang hendak dijual ke pasar. Melewati
suatu kampung, orang-orang berbisik dan berkata, “Orang, ayah dan anak ini
bodoh, kenapa anaknya tidak dinaikkan saja ke atas keledai? Bukankah keledai untuk
membantu kita?” Ayah dan anaknya mendengar lalu berkata, “nak, naiklah ke atas
keledai”. Lalu naiklah anak itu ke atas keledai. Melewati kampung lain, orang
berkata, “lho anak kurang ajar! Ayah yang sudah mulai tua disuruh berjalan!” Mendengar
itu akhirnya ayahnya naik ke atas keledai dan anaknya berjalan. Ketika berjalan
lewat lagi lalu ada orang di kampung lain lagi berkata, “itu betul, ayah itu ya,
tidak tahu diri, anak yang remaja kasihan berjalan sementara dia enak-enak!” Mendengar
itu akhirnya mereka naik berdua di atas keledai. Masuk kampung lain lagi orang
komentar, “dasar anak dan ayah tidak tahu diri! Kasihan binatang, kasihan
keledai, masak keledai kecil itu ditunggangi oleh dua orang”. Mendengar itu, ayah
dan anak itu turun dan akhirnya memanggul keledai itu sampai di pasar
Saudara saudari yang terkasih,
konteks Injil hari ini adalah kesaksian
Yohanes Pembaptis, sebagai utusan yang taat kepada Allah. Persis ayat sebelum Injil
ini dibacakan, pada Yohanes 3:30, Yohanes berkata : “Ia harus makin besar
tetapi aku harus makin kecil”. Dan kita ingat di dalam peristiwa ketika dalam
pembaptisan, Yesus datang, Yohanes menolak untuk membaptis Yesus karena merasa
tidak pantas. Tetapi Yesus berkata, “kita harus melaksanakan kehendak Allah”. Dan
akhirnya Yesus pun dibaptis oleh Yohanes. Yohanes taat sebagai utusan mempersiapkan
kedatangan Yesus. Maka ia berkata, “aku bukan Mesias, akulah suara orang yang
berseru-seru di padang gurun, luruskanlah jalan Tuhan”. Banyak orang komentar kepada
Yohanes begini dan begitu, banyak orang komentar sepotong-sepotong kepada Yesus,
tapi Yesus dan Yohanes tetap datang dan
hidup untuk melaksanakan kehendak Allah. Ia mendengarkan Allah.
Yohanes mengajar bagaimana Yesus memberi
kesaksian yang benar dalam Injil hari ini, tetapi orang tidak mau menerimaNya,
tidak percaya, tidak taat kepadaNya. Yesus taat kepada rencana Ilahi sebagaimana
merekajuga berdua taat kepada kehendak Allah. Karena Yesus menyadari bahwa
hakekat dirinya adalah Putra Allah yang datang hanya untuk melaksanakan
kehendak Allah.
Para rasul yang tadinya mencari selamat
sendiri, maunya sendiri, mendengarkan diri sendiri bahkan meninggalkan Yesus di
atas salib, mengalami perubahan diri total setelah kebangkitan Yesus. Mereka
menyaksikan, bagaimana ketaatan Yesus kepada Allah berbuah kebangkitan, berbuah
kehidupan yang selamat. Maka saat diminta untuk berhenti mengajar tentang Yesus
yang bangkit, Petrus dan Yohanes tampil di hadapan para Imam Besar yang
melarangnya untuk menyebut nama Yesus. “Mana yang lebih benar di hadapan Allah,
taat kepada kamu atau taat kepada Allah?” Kita dengar bacaan ini beberapa hari
yang lalu.
Saudara saudari yang terkasih,
siapa yang paling banyak kita dengarkan
dan kita taati serta mana yang paling menyelamatkan?
Orang bisa berpendapat dan memberi
nasehat, sayangnya mereka kadang tak tahu konteksnya, belum mengerti maksudnya,
tak paham rencana dan tujuan keseluruhan yang dijalankan. Seperti dalam
ilustrasi di atas, orang kampung ini hanya melihat satu episode ini, orang kampung
lain melihat episode berikutnya, orang kampung lain lagi melihat episode lainnya.
Tidak melihat sejak ayah dan anak itu berangkat sampai akhirnya pergi ke pasar.
Demikian juga, kadang-kadang kita tidak tahu persis seluruh rencana orang
tertentu. Tapi Allah, Allah tahu rencana seluruh hidup kita, mulai dari dalam kandungan,
lahir, besar sampai kelak mati. Maka Ia tahu persis, kapan kita akan berakhir, dimana
kita akan berakhir, maka Dialah yang paling layak kita dengarkan.
Kadang nasehat dan pendapat tak pas
apalagi jika disampaikan dengan kurang pantas. Allah mengetahui seluruh hidup
kita. Jadi kalau kita mendengarkan Allah dan taat kepadaNya, tentu tidak salah.
Pasti selamat. Kita seringkali terpaku pada satu episode : duka, sukacita,
susah, berhasil, gagal. Allah tahu seluruh episode, maka Allahlah yang pantas
kita dengar. Kita dihadapkan sekarang
pada banyak pilihan, mana yang paling mau ditaati : mendengarkan keinginan
badan karena letih lesu butuh resting atau refreshing atau kemauan sesama, sahabat,
keluarga, tuntutannya, atau kehendak Allah? Ada iman, kepercayaan, ada
komitmen, ada ketaatan.
Mari saudara saudari yang terkasih,
kita makin mendekatkan diri pada Allah agar
kian mengenal suaraNya dan bebas taat kepadaNya. Yang bisa jadi didengar
melalui sesama dan dialami melalui peristiwa. Saat-saat di rumah ini adalah
kesempatan istimewa untuk makin dekat dengan Allah. Makin mendengarkan suara Allah.
Bisa jadi ketaatan pada Allah membawa resiko. Ada pepatah : No Crown Without Cross,
tidak ada mahkota tanpa salib.
No comments:
Post a Comment