Monday, May 11, 2020

11 Mei 2020 Senin Paskah V


Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Misa Harian Senin Paskah V 11 Mei 2020
Kapel Santa Maria Bunda Yesus 
Wisma Keuskupan Bandung


Bacaan I Kis 14:5-18
Mazmur Tanggapan Mzm 115:1-2.3-4.15-16
Bacaan Injil Yoh 14:21-26

Saudara saudari yang terkasih,
setiap hari ada orang yang meninggal dengan berbagai alasan: kekurangan gizi, kelaparan, sakit, kecelakaan, kejahatan, bencana, perang atau lanjut usia. Apakah kita peduli kalau yang meninggal itu bukan kerabat kita? Menurut theworldcounts.com setiap sepuluh detik ada satu anak yang meninggal karena kelaparan. Untuk itulah WHO mencatat 25ribu sehari orang mati karena kelaparan, sehingga ada 9 juta dalam setahun orang yang mati karena kelaparan atau akibat kekurangan gizi. Mendengar itu mungkin hati kita merintih, airmata meleleh dan mulut terkatup, ketika menyaksikan sahabat dan kerabat kita berguguran, apalagi saat ini akibat covid19. Setiap hari di bagian lain dari bumi yang sama ini, ada sekian banyak orang mati secara tak wajar, apakah kita juga tergugah dan peduli?
Bagaimana Allah yang menciptakan kehidupan, melihat manusia ciptaanNya berguguran setiap hari? Tidakkah Ia merintih dan tergerak hatiNya? Sejak semula Allah peduli serta meminta kepada manusia menuruti perintahNya, mengikuti kehendakNya agar apa yang sekarang terjadi ini tidak terjadi. Tetapi apakah manusia melaksanakannya?

Saudara saudari yang terkasih,
itulah yang diingatkan oleh Yesus di dalam Injil hari ini, “jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia”. Maka orang yang kepadanya Allah tinggal bersama dia, merekalah yang akan membela kehidupan. Berapa orang yang percaya kepada Yesus di dunia ini? Kita yang mengaku Kristen, yaitu pengikut-pengikut Kristus karena percaya kepada Yesus Kristus apakah juga mencintaiNya? Itulah pertanyaan Yesus kepada Simon setelah kebangkitan, “Simon anak Yohanes, apakah engkau mencintai Aku lebih daripada mereka itu?” Kalau kita mencintaiNya, Ia mempercayakan sesama ciptaanNya kepada kita, gembalakanlah domba-dombaKu. Dan kita akan melaksanakan perintahNya yaitu saling mengasihi yang diperlihatkan dengan saling peduli satu sama lain. Apakah yang disampaikan Yesus ini sungguh dapat kita pahami? Dan apa yang dikatakan oleh Yesus dibahasakan dan diwartakan oleh  Paulus dan Barnabas dengan indah, “kami ada disini untuk memberitakan Injil kepada kamu supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya”. Mereka merasa hidup aman-aman saja, baik-baik saja, tetapi ternyata Paulus dan Barnabas menyadarkan, ternyata apa yang baik-baik saja belum tentu benar-benar saja. Ternyata mereka hidup dalam kesia-siaan dan mereka diajak untuk berbalik dari perbuatan sia-sia itu dan berjalan menuju Allah.

Saudara saudari yang terkasih,
perbuatan sia-sia itu kiranya menjadi penyebab kematian tak wajar. Ada kecelakaan karena kebut-kebutan, ada petaka karena kelalaian, ada kerusakan organ karena mengkonsumsi obat-obat terlarang, napsa, ada pembunuhan karena dendam dan kemarahan, ada perang karena persaingan, ada eksperimen yang tidak mengindahkan moralitas dan spiritualitas karena kesombongan, ada pengurasan hasil bumi secara keterlaluan yang menjadi pemicu bencana alam karena keserakahan, ada keuntungan tak wajar karena ketamakan, dan ada contoh-contoh lain harian dari perbuatan sia-sia. Misalnya, melamun dan menyesali yang sudah terjadi hingga frustasi, marah dan dendam hingga susah tidur, pikiran negatif dan curiga hingga hidup tak nyaman, kecanduan medsos dan ngerumpi hingga mata perih, telinga bising dan hati sesak serta berbagai pemborosan lain, yang kalau dihemat bisa lebih berguna, bukan hanya untuk diri kita sendiri, untuk keluarga sendiri, tetapi juga untuk tetangga dan sesama kita. Sri Paus dengan sederhana mengingatkan kita dalam hal ini, menyisakan makanan di piring dan membuangnya berarti juga merampok rejeki orang miskin.

Saudara saudari yang terkasih,
perbuatan sia-sia meski kecil bukan hanya bisa berpengaruh negatif pada kita, tetapi juga pada ciptaan lain. Marilah kita percaya dan mencintai Yesus, maka kita akan meninggalkan perbuatan sia-sia dan berbalik kepada Allah. Hingga Yesus dan Bapa, seperti disabdakan Tuhan pada hari ini, berkenan tinggal bersama kita.

No comments:

Post a Comment

5 Juli 2020 Minggu Pekan Biasa XIV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC Misa Hari Minggu Biasa XIV 5 Juli 2020 Gereja Santo Petrus Katedral Bandung video :  Min...