Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin,
OSC
Misa Harian Senin Paskah V 11 Mei 2020
Kapel Santa Maria Bunda Yesus
Wisma Keuskupan
Bandung
video : Senin Paskah V 11 Mei 2020
Bacaan I Kis 14:5-18
Mazmur Tanggapan Mzm 115:1-2.3-4.15-16
Bacaan Injil Yoh 14:21-26
Saudara saudari yang terkasih,
setiap hari ada orang
yang meninggal dengan berbagai alasan: kekurangan gizi, kelaparan, sakit,
kecelakaan, kejahatan, bencana, perang atau lanjut usia. Apakah kita peduli
kalau yang meninggal itu bukan kerabat kita? Menurut theworldcounts.com setiap sepuluh detik ada satu anak yang
meninggal karena kelaparan. Untuk itulah WHO mencatat 25ribu sehari orang mati
karena kelaparan, sehingga ada 9 juta dalam setahun orang yang mati karena
kelaparan atau akibat kekurangan gizi. Mendengar itu mungkin hati kita
merintih, airmata meleleh dan mulut terkatup, ketika menyaksikan sahabat dan
kerabat kita berguguran, apalagi saat ini akibat covid19. Setiap hari di bagian lain dari bumi yang sama ini, ada
sekian banyak orang mati secara tak wajar, apakah kita juga tergugah dan peduli?
Bagaimana Allah yang
menciptakan kehidupan, melihat manusia ciptaanNya berguguran setiap hari? Tidakkah
Ia merintih dan tergerak hatiNya? Sejak semula Allah peduli serta meminta
kepada manusia menuruti perintahNya, mengikuti kehendakNya agar apa yang sekarang
terjadi ini tidak terjadi. Tetapi apakah manusia melaksanakannya?
Saudara saudari yang terkasih,
itulah yang diingatkan
oleh Yesus di dalam Injil hari ini, “jika seorang mengasihi Aku, ia akan
menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya
dan diam bersama-sama dengan dia”. Maka orang yang kepadanya Allah tinggal
bersama dia, merekalah yang akan membela kehidupan. Berapa orang yang percaya
kepada Yesus di dunia ini? Kita yang mengaku Kristen, yaitu pengikut-pengikut
Kristus karena percaya kepada Yesus Kristus apakah juga mencintaiNya? Itulah
pertanyaan Yesus kepada Simon setelah kebangkitan, “Simon anak Yohanes, apakah
engkau mencintai Aku lebih daripada mereka itu?” Kalau kita mencintaiNya, Ia
mempercayakan sesama ciptaanNya kepada kita, gembalakanlah domba-dombaKu. Dan
kita akan melaksanakan perintahNya yaitu saling mengasihi yang diperlihatkan dengan
saling peduli satu sama lain. Apakah yang disampaikan Yesus ini sungguh dapat
kita pahami? Dan apa yang dikatakan oleh Yesus dibahasakan dan diwartakan oleh Paulus dan Barnabas dengan indah, “kami ada
disini untuk memberitakan Injil kepada kamu supaya kamu meninggalkan perbuatan
sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit
dan bumi, laut dan segala isinya”. Mereka merasa hidup aman-aman saja, baik-baik
saja, tetapi ternyata Paulus dan Barnabas menyadarkan, ternyata apa yang baik-baik
saja belum tentu benar-benar saja. Ternyata mereka hidup dalam kesia-siaan dan
mereka diajak untuk berbalik dari perbuatan sia-sia itu dan berjalan menuju Allah.
Saudara saudari yang terkasih,
perbuatan sia-sia itu
kiranya menjadi penyebab kematian tak wajar. Ada kecelakaan karena kebut-kebutan,
ada petaka karena kelalaian, ada kerusakan organ karena mengkonsumsi obat-obat
terlarang, napsa, ada pembunuhan karena dendam dan kemarahan, ada perang karena
persaingan, ada eksperimen yang tidak mengindahkan moralitas dan spiritualitas
karena kesombongan, ada pengurasan hasil bumi secara keterlaluan yang menjadi
pemicu bencana alam karena keserakahan, ada keuntungan tak wajar karena
ketamakan, dan ada contoh-contoh lain harian dari perbuatan sia-sia. Misalnya, melamun
dan menyesali yang sudah terjadi hingga frustasi, marah dan dendam hingga susah
tidur, pikiran negatif dan curiga hingga hidup tak nyaman, kecanduan medsos dan
ngerumpi hingga mata perih, telinga bising dan hati sesak serta berbagai
pemborosan lain, yang kalau dihemat bisa lebih berguna, bukan hanya untuk diri
kita sendiri, untuk keluarga sendiri, tetapi juga untuk tetangga dan sesama
kita. Sri Paus dengan sederhana mengingatkan kita dalam hal ini, menyisakan
makanan di piring dan membuangnya berarti juga merampok rejeki orang miskin.
Saudara saudari yang terkasih,
perbuatan sia-sia
meski kecil bukan hanya bisa berpengaruh negatif pada kita, tetapi juga pada
ciptaan lain. Marilah kita percaya dan mencintai Yesus, maka kita akan
meninggalkan perbuatan sia-sia dan berbalik kepada Allah. Hingga Yesus dan Bapa,
seperti disabdakan Tuhan pada hari ini, berkenan tinggal bersama kita.
No comments:
Post a Comment