Saturday, May 23, 2020

23 Mei 2020 Sabtu Paskah VI


Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Misa Sabtu Paskah VI 23 Mei 2020
Kapel Santa Maria Bunda Yesus
Wisma Keuskupan Bandung


Bacaan I Kis 18:23-28
Mazmur Tanggapan Mzm 47:2-3.8-9.10
Bacaan Injil Yoh 16:23b-28

Saudara saudari yang terkasih,
kalau kita berdoa meminta sesuatu kepada Allah, apa yang sebenarnya kita minta?

Ada dongeng, tiga sahabat menemukan guci di hutan. Saat dibuka keluarlah peri dan berkata kepada ketiga orang itu,
“mintalah satu permohonan dan saya akan memberikannya!”
Orang pertama meminta, “jadikanlah aku raja yang berkuasa!”
Dengan sekejap, dengan gerakan tangan, pergilah ia dari dua orang teman lainnya itu dan menjadi raja yang berkuasa di suatu tempat. Yang kedua berkata,
“saya ingin menikahi putri yang cantik dan kaya!”
Dengan gerakan tangan, lenyaplah ia pindah ke suatu kerajaan lain. Yang ketiga terdiam, memikirkan apa yang diminta, tapi ia mulai merasa kesepian dan ia kehilangan dua sahabatnya. Karena dipaksa minta sesuatu, akhirnya ia berkata,
“saya minta supaya kedua sahabat itu dikembalikan lagi ke hutan bersama saya!”
Dan kembalilah mereka.

Saudara saudari yang terkasih,
dalam 2 Tawarikh 1:1-17, saat ditawari Allah, Salomo meminta hikmat dan pengertian, yang melampaui kekayaan. Salomo padahal diminta, “minta apa saja, maka akan Kuberikan!” Ia meminta hikmat. Salomo dikenal sebagai raja bijaksana bukan karena kekuasaan dan kekayaannya, walaupun ia sungguh kaya dan sangat berkuasa. Orang berhikmat mengarahkan hati dan budinya kepada Allah, yang adalah Sang Hikmat dan Sumber Kebijaksanaan. Roh Hikmat, Karunia Kebijaksanaan membuat kita mampu melihat kenyataan hidup insani sehari-hari dengan mata Ilahi. Dengan karunia Roh ini kita dimampukan untuk memaknai segala sesuatu yang kita alami dengan relasi kita dengan Allah. Dengan begitu kita menghadapi kenyataan, dengan iman pada Allah yang tentunya akan melahirkan komitmen untuk selalu memikirkan apa yang dipikirkan Allah dan melaksanakan apa yang dikehendaki Allah. Orang yang dipenuhi dengan Roh Kebijaksanaan akan mampu menilai dengan benar, apa yang Tuhan kehendaki. Orang ini akan tertarik pada hal-hal Surgawi yang menyelamatkan, dan menggunakan hal-hal duniawi yang diciptakan Allah dengan baik juga, untuk memenuhi segala sesuatu yang Allah kehendaki. Kebijaksanaan dikaitkan dengan orangtua yang telah makan asam dan garam, hingga tahu mana yang baik dan buruk, bisa membedakan mana yang benar dan salah. Bukan sekedar bisa membedakan, tetapi ia juga mau dan mampu menghidupinya dengan konsisten dan konsekwen.

Saudara saudari yang terkasih,
Yesus menegaskan bahwa para murid akan menjadi orang-orang yang dipenuhi Roh Kebijaksanaan. Mereka akan meminta apa yang mereka inginkan, tetapi mereka akan memohon apa yang berkenan kepada Allah saja, hingga segala permintaannya akan dikabulkan Allah karena sesuai dengan kehendak Allah. Mereka menjadi orang-orang bijak yang memahami dan mencintai segala sesuatu yang berbau Ilahi dan bernuansa surgawi, hingga mereka bisa lepas bebas terhadap hal-hal duniawi yang hanya akan disentuh dan dibutuhkan kalau membantu mereka untuk makin menjadi manusia bijaksana di hadapan Allah.

Saudara saudari yang terkasih,
apakah doa kita selalu dikabulkan?
Adakah doa yang tidak dikabulkan?
Apakah kita berdoa sebagai orang yang dicurahi Roh Kebijaksanaan ataukah sebagai orang yang dikuasai nafsu dan naluri?
Maka kalau orangtua diminta oleh anak-anak sesuatu yang berkenan dan berguna, serta orangtua bisa memberikan, orangtua memberikan. Kalau anak-anak meminta sesuatu yang tidak berkenan bagi orangtua, walaupun orangtua mempunyainya, orangtua tidak akan memberikannya. Yakobus menulis dalam Yakobus 1:5, “apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah”. Dan pada Yakobus 4, Yakobus berkata, ‘kamu meminta sesuatu, dan kamu tidak dikabulkan karena kamu tidak berdoa’ dan pada yakobus 4:3 “Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu”.
Maka saudara saudari, kalau berdoa, mintalah sesuatu yang menyenangkan Allah, yang lahir dari Roh Kebijaksanaan, yang membuat kita menghargai sesuatu, mencintai dan mengutamakan cita-cita surgawi, sehingga doa kita dikabulkan Allah. Roh Hikmat membuat kita makin manusiawi dan membuat kita makin sesuai dengan citra Allah. Roh Kebijaksanaan memampukan kita menjadi pribadi berbudi Ilahi.

No comments:

Post a Comment

5 Juli 2020 Minggu Pekan Biasa XIV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC Misa Hari Minggu Biasa XIV 5 Juli 2020 Gereja Santo Petrus Katedral Bandung video :  Min...