Wednesday, May 6, 2020

26 Maret 2020 Kamis Prapaskah IV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Misa Harian Kamis Prapaskah IV 26 Maret 2020
Gereja Santa Maria Cikampek

video:  Kamis Prapaskah IV 26 Maret 2020

Jangan Menyembah Berhala

Bacaan I Kel 32:7-14
Mazmur Tanggapan Mzm 196:19-20.21-22.23
Bacaan Injil Yoh 5:31-47

Saudara saudari yang terkasih,
perintah pertama dari sepuluh perintah Allah adalah: jangan menyembah berhala. Rupanya godaan menyembah berhala, yaitu menjadikan sesuatu atau seseorang menjadi allah adalah gangguan paling mendasar bagi umat beriman. Godaan ini biasanya datang pada saat manusia berada di dua titik ekstrim yaitu kesuksesan gemilang yang dipahami sebagai hasil jerih payah sendiri tanpa perlu bantuan Allah atau mengalami keterpurukan dahsyat seakan ditinggal Allah walau sudah berdoa banyak. Reaksi pada dua situasi ekstrim ini, manusia mengesampingkan Allah.

Saudara saudari yang terkasih,
dalam bacaan pertama, bangsa Israel merasa ditinggalkan Allah karena pemimpin mereka yaitu Musa berada sekian lama di atas gunung. Maka mereka membuat allah lain, anak lembu tuangan. Mereka membuat berita bohong, hoax, bahwa lembu itulah allah yang membebaskan mereka dari perbudakan Mesir. Umat termakan hoax yang meyakinkan itu, hingga mereka bersorak sorai dan menyembah allah yang adalah buatan tangan mereka sendiri. Mereka berpikir seakan kesuksesan ada di tangan manusia. Mereka menyangkal kuasa Allah dan melupakan berkat Allah yang menyertai mereka dan telah memberikan kehidupan kepada mereka. Melihat kedegilan umatNya, Allah murka. Dalam seketika sesungguhnya Ia bisa membinasakan umatNya. Namun Musa pemimpin spiritual mereka memohon kepada Allah, seraya mengenang kodrat Allah yang sabar, penuh belas kasih. Allah tidak pernah lupa dan tidak pernah lelah mengampuni manusia. Yesus datang memberi kesaksian Allah yang murah hati dan penuh belas kasih yang dikisahkan mulai dari Perjanjian Lama. Yesus adalah perwujudan sempurna dari kasih Allah itu.

Saudara saudari yang terkasih,
keadaan akibat wabah corona saat ini adalah situasi ekstrim yang rentan orang membuat hoax atau mudah goyah imannya. Hingga orang gampang  bertanya, “di mana Allah? Mengapa Ia diam saja?” Seakan membiarkan covid19 mewabah. Situasi yang lebih ekstrim dialami oleh mereka yang kehilangan orang yang dikasihinya karena wabah ini. Mungkin hidup serasa ditinggalkan Tuhan. Padahal Allah tidak pernah meninggalkan kita. Ia adalah Tuhan yang pernah mengalami penderitaan manusia dalam diri Yesus. Di atas salib itu, Yesus berteriak, “AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Masakan Ia yang telah merasakan kesengsaraan manusia tidak tersentuh oleh penderitaan kita. Tidak mendengar jeritan kita. Semoga kita dapat bertindak seperti Musa, yang berdoa, yang mengingatkan kita satu sama lain akan belas kasih Allah serta memohonkan kerahiman Allah. Sehingga tak seorangpun di antara kita yang goyah kepercayaannya kepada Allah, yang hilang imannya.

Saudara saudari yang terkasih,
kalau daya virus corona saja begitu ditakuti, kuasa Allah yang menciptakan langit bumi beserta isinya lebih dahsyat lagi. Kita disadarkan untuk kembali mengandalkan Allah, menyingkirkan berhala dan mewujudkan kasih, perintah kasihNya. Hanya dengan bergandengan tangan dengan semua orang, kita bisa memulihkan keadaan. Marilah kita usahakan terus social distancing untuk mengatasi penyebaran virus seraya mewujudkan social care and love untuk mengembangkan persaudaraan sejati, melindungi sesama terutama yang rentan. Tanpa kasih persaudaraan, social distancing bisa jatuh menjadi social distrust, saling curiga dan mencari selamat sendiri. Mari kita usahakan social distancing yang dibarengi fraternal solidarity, solidaritas satu sama lain. Karena seperti lagu ‘jika ada cinta kasih, hadirlah Tuhan’. Di mana ada kasih, disitulah Allah hadir. Mari kita hadirkan Allah di antara kita, di keluarga kita, di tempat kerja, di lingkungan dan masyarakat kita.

No comments:

Post a Comment

5 Juli 2020 Minggu Pekan Biasa XIV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC Misa Hari Minggu Biasa XIV 5 Juli 2020 Gereja Santo Petrus Katedral Bandung video :  Min...