Wednesday, May 6, 2020

1 April 2020 Rabu Prapaskah V

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Misa Harian Rabu Prapaskah V 1 April 2020
Gereja Santo Paulus Mochamad Toha Bandung

video : Rabu Prapaskah V 1 April 2020

Buah dari Nilai-nilai Luhur

Bacaan I Dan 3:14-20.24-25.28
Mazmur Tanggapan Dan 3:52.53.54.55.56
Bacaan Injil Yoh 8:31-42

Saudara saudari yang terkasih,
setiap orang mendapat pendidikan nilai. Entah melalui sekolah, keluarga, agama dan masyarakat. Dari situ kita tahu ada keutamaan yang membentuk hidup kita menjadi manusia yang baik yang bermartabat. Faktanya orang dari pendidikan, lingkungan bahkan dari keluarga yang sama bisa berbeda sifat, karakter keutamaannya. Ini tergantung sejauh mana orang melakukan apa yang disebut dengan proses internalisasi yaitu pembatinan nilai-nilai yang dipelajarinya dan proses eksternalisasi yaitu perwujudan, praktek nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari hal-hal sederhana sejak dini.  Orang yang berhasil melakukan proses internalisasi, pembatinan tadi, dan eksternalisasi, mewujudkan nilai-nilai luhur tersebut tak akan mudah goyah menghadapi tantangan dan godaan.

Saudara saudari yang terkasih,
Sadrakh, Mesakh dan Abednego ditantang oleh raja Nebukadnesar untuk menyembah berhala sebab jika tidak mau, mereka akan dimasukkan ke dalam tanur api. Ketiga orang saleh itu memegang teguh nilai yang diajarkan leluhur mereka. Mereka hanya percaya dan menyembah Allah. Mereka menolak perintah raja dan rela kehilangan nyawa. Mereka yakin hanya Allah sajalah yang boleh disembah. Kalau Allah berkehendak menyelamatkan hidup mereka Allah berkuasa. Tetapi seandainya Allah tidak berkehendak demikian mereka tetap yakin akan belas kasih Allah hingga merekapun tidak mau meninggalkan Allah dan tetap percaya kepada Allah. Lebih baik mati setia daripada hidup bercela meninggalkan Allah.
Ternyata Allah menyelamatkan mereka, hingga mereka tidak terbakar dalam api bernyala-nyala malah berjalan-jalan memuji Allah. Raja Nebukadnezar yang menyaksikan itu mungkin tetap tidak percaya pada Allah, tetapi menghargai dan memuji Allah Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Itulah buah dari internalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai luhur.

Saudara saudari yang terkasih,
Yesus berhadapan dengan  orang-orang yang mengaku mempunyai nilai-nilai luhur sebagai keturunan Abraham, tetapi tidak hidup sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Mereka tidak percaya kepada Yesus. Bahkan mereka berusaha untuk membunuh Yesus. Maka Yesus mengingatkan mereka seakan bertanya, “nilai apa yang kalian peroleh dan apa yang kalian praktekkan sekarang ini? Jikalau sekiranya kamu adalah anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan Abraham. Abraham kita kenal sebagai Bapa Kaum Beriman yang taat penuh iman dan mendengarkan Allah. Sementara itu mereka yang mengaku anak Abraham, tak menghidupi keutamaan-keutamaan yang dijalankan, yang dipraktekkan, yang dihayati oleh Abraham sendiri.

Saudara saudari yang terkasih,
karena pembaptisan kita mendapat karunia martabat Anak Allah. Karena mengikuti Kristus kita disebut Kristen. Karena percaya akan Gereja Katolik yang satu kudus dan apostolik, kita disebut orang Katolik. Semua sebutan mengandung nilai-nilai luhur yang harus kita pahami, batinkan dan kita praktekkan, agar nama Kristen atau Katolik bukanlah sekedar sebutan, tetapi sungguh menjadi ciri keutamaan hidup kongkrit kita. Dari cara hidup itulah kita dikenal sebagai murid-murid Tuhan yang setia. Juga di kala ada gangguan, godaan, kesulitan juga teristimewa di saat-saat ini.

Kalau ada orang Katolik yang gigih, teguh imannya, jujur, murah hati, penuh belas kasih, saling mengasihi satu sama lain, saya kira itu biasa karena nilai-nilai itulah yang diajarkan Tuhan. Nilai-nilai itulah yang ditanamkan kepada kita, sejak awal dan coba kita praktekkan sejak dini. Justru menjadi luar biasa jika ada orang-orang Katolik yang tidak mempraktekkan nilai-nilai tersebut.

Kata Yesus di dalam Yohanes 13:35 “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu  saling mengasihi”. Mari kita tunjukkan identitas siapakah kita, bukan dengan identitas yang melekat tapi dengan aktivitas yang memikat karena selalu membawa berkat.

No comments:

Post a Comment

5 Juli 2020 Minggu Pekan Biasa XIV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC Misa Hari Minggu Biasa XIV 5 Juli 2020 Gereja Santo Petrus Katedral Bandung video :  Min...