Wednesday, May 6, 2020

2 April 2020 Kamis Prapaskah V

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Misa Harian Kamis Prapaskah V 2 April 2020
Gereja Santo Michael Waringin Bandung

video : Kamis Prapaskah V 2 April 2020'

Merpati Tak Pernah Ingkar Janji

Bacaan I Kej 17:3-9
Mazmur Tanggapan Mzm 105:4-5.6-7.8-9
Bacaan Injil Yoh 8:51-59

Saudara saudari yang terkasih,
secara khusus juga pagi ini menyapa para suster Penyelenggara Ilahi yang biaranya ada di sebelah gereja ini, yang hari ini empat orang hadir di sini. 

Setiap orang mempunyai janji tertentu. Entah yang diucapkan resmi bersifat publik ataupun bersifat pribadi, tak resmi. Baik janji itu diucapkan kepada sesama manusia ataupun dijanjikan kepada Tuhan. Janji selalu mengandung nilai yang baik, yang membahagiakan, yang membawa damai sejahtera, yang memberi harapan ke depan. Janji apa yang pernah kita sampaikan pada sesama kita atau yang pernah kita ucapkan kepada Tuhan, baik resmi ataupun tidak resmi?

Ada macam-macam janji, ada janji dua sejoli, ada janji sahabat, ada kontrak kerja, ada janji perkawinan, ada janji baptis, ada kaul religius, ada janji imamat, ada sumpah jabatan dan masih banyak janji-janji lain. Apakah kita sudah menepati janji-janji tersebut dengan baik? Ada pepatah ‘merpati tak pernah ingkar janji’, tapi kan kita bukan merpati jadi kadang-kadang lupa pada apa yang dijanjikan.

Saudara saudari yang terkasih,
Allah mengadakan perjanjian dengan Abraham, yang awalnya bernama Abram, yang berarti Bapa yang Dimuliakan. Pada usia 99 tahun, Allah mengubah namanya menjadi Abraham, Bapa Segala Bangsa. Dalam nama itu terkandung janji Allah, bahwa Abraham dan keturunannya mudah-mudahan ingat akan janji Tuhan dan apa yang Tuhan minta dari mereka. Allah akan memberkati Abraham dengan keturunannya, dengan banyak dan tanah yang luas, subur, makmur. Kitab Suci beberapa kali menggambarkan tanah yang berlimpah susu dan madu.

Janji Allah membuat Abraham damai dan sejahtera. Allah tidak menuntut banyak dari Abraham, tetapi satu hal, gampang-gampang susah, memegang janji untuk menjadikan Allah satu-satunya Tuhan dan menuruti firmanNya. Dari pihakmu engkau harus memegang perjanjian, engkau dan keturunanmu turun temurun.
Yesus adalah sabda yang menjadi manusia. Perwujudan janji Allah yang sempurna. Ia hendak memperbaharui Pernjanjian Lama. Dialah manusia yang  taat pada apa yang dijanjikan manusia pada Allah. Ia datang untuk melaksanakan kehendak Allah.
Dalam Injil hari ini Yesus mengingatkan kita, mengingatkan para pendengarNya untuk menurutiNya agar tidak binasa sebagaimana Dia sendiri menuruti firman Allah karena Ia sungguh mengenal Allah.

Saudara saudari yang terkasih,
kita tidak menghendaki social atau physical distancing ini, tetapi kita terpaksa menjalaninya demi kebaikan bersama. Peristiwa yang tidak nyaman ini, bisa menjadi momen refleksi akan apa yang pernah kita janjikan, baik kepada sesama atau Tuhan untuk hidup saling mengasihi satu sama lain sebagai manusia sederajat. Momen ini menjadi kesempatan bagi keluarga yang bersama-sama, untuk saling mendekatkan diri satu sama lain. Suami istri mengingat kembali janji perkawinan mereka. Orangtua mengingat kembali janji yang diucapkan di hadapan altar untuk mendidik anak-anak dengan baik. Menjadi orangtua yang baik bagi anak-anak. Demikian juga bagi kita para imam, biarawan, biarawati, janji apa yang pernah kita janjikan di hadapan Tuhan?
Berhadapan dengan kekejaman virus corona, covid19, tak ada orang kaya dan orang miskin,
tidak ada orang hitam, putih, kuning ataupun bule, tidak ada orang Asia, Afrika, Eropa, Amerika atau Australia, semua menjadi rentan untuk direnggut maut.

Saudara saudari,
semoga pengambilan jarak secara fisik, sosial distancing membentuk social caring, di mana orang  menjadi peduli satu sama lain, dengan berbagi hati, budi, materi, energi dan rejeki. Kita bersyukur ada begitu banyak donatur, filantropi, orang-orang yang menaruh kasih pada manusia, yang membagikan rejekinya. Lebih dari itu, saat ini ada begitu banyak artis, saya baca di media, yang melelang barang-barang berharga dan kesayangannya, menghimpun dana sedemikian besar dan hasilnya diberikan untuk donasi bagi pengentasan atau bagi mereka yang membutuhkan dalam situasi seperti ini.

Semoga pengambilan jarak secara fisik melahirkan kedekatan spiritual, di mana orang makin melekat satu sama lain secara spiritual, saling mendoakan, apapun agama dan kepercayaannya, apapun kulit dan latar belakang sosial.

Semoga ketidakmungkinan hadir dalam Ekaristi ini juga membuat kita makin rindu, makin paham akan pentingnya hadir secara aktif dalam Ekaristi yang adalah sumber dan puncak iman. Masa penutupan diri baik secara sosial maupun secara personal kiranya menjadi saat refleksi, sejauh mana saya sudah memenuhi janji atau sumpah saya kepada orang atau kepada Tuhan. Dan sejauh mana kita mengenal Tuhan dan sungguh menuruti firmanNya, sebagaimana Yesus hari ini bersabda, “sungguh, barangsiapa mengikuti firmanKu, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya”.

No comments:

Post a Comment

5 Juli 2020 Minggu Pekan Biasa XIV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC Misa Hari Minggu Biasa XIV 5 Juli 2020 Gereja Santo Petrus Katedral Bandung video :  Min...