Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin,
OSC
Misa Harian Jumat Paskah III 1 Mei 2020
Kapel Maria Bunda Yesus
Wisma Keuskupan Bandung
Wisma Keuskupan Bandung
Video : Jumat Paskah III 1 Mei 2020
Bacaan I Kis 9:1-20
Mazmur Tanggapan Mzm 117:1.2
Bacaan Injil Yoh 6:32-39
Saudara saudari yang terkasih,
pernah seorang Prodiakon atau Asisten
Imam bercerita pada saya bagaimana seusai misa ia dicegat, dimaki-maki dan
hampir dipukul oleh seorang umat yang baru saja ikut misa. Saya berkata, “bagaimana
mungkin terjadi orang yang tangannya baru saja menyambut komuni, Tubuh Kristus
yang kudus seketika itu juga mau dikotori dengan memukul?” “itulah masalahnya”,
katanya, “ia tidak menerima komuni. Waktu saya mau bagi komuni, saya berkata ‘Tubuh
Kristus’, ia tidak menjawab ‘amin’. Lalu saya yakinkan dan saya ulangi sampai tiga
kali, ‘Tubuh Kristus’, ia diam saja tidak menjawab ‘amin’. Karena tidak
menjawab amin tiga kali, saya suruh pergi dan saya tidak beri maka akhirnya
saya dicegat seusai misa”.
Saudara saudari yang terkasih,
diamini atau tidak diamini, diimani atau
tidak diimani, Tubuh Kristus tetaplah Tubuh Kristus, hosti yang sudah
dikonsekrir adalah Tubuh Kristus, tidak tergantung pada iman seseorang dan
siapa yang membagikan. Maka tidak semua orang boleh menyambut komuni. Hanya
mereka yang mengimani serta telah dibaptis secara katolik dan mendapat
pembekalan yang cukup serta menerima komuni pertama, diperkenankan menyambut
komuni. Sampai yakin bahwa roti itu adalah Tubuh Kristus, seperti yang Yesus
katakan dalam Injil hari ini, “kamu akan makan roti ini, roti ini adalah dagingKu”.
Orang yang menyambutNya bersatu dengan Yesus, yang mendorongnya berkomunio dengan
sesama umat. Maka menyambut Tubuh Kristus disebut menyambut komuni, ada
semangat, ada persatuan dengan Yesus tetapi juga mengandaikan mengajak
berkomunio, bersatu dengan sesama umat yaitu gereja, yang adalah, dalam bacaan
pertama hari ini nyata, yang adalah tubuh mistik Kristus. Yesus mengatakan
kepada Paulus yang menganiaya pengikut Kristus yaitu Gereja sebagai menganiayaNya.
“Mengapa engkau menganiaya Aku?”
“Siapakah Engkau”, kata Saulus.
Yesus menjawab, “Akulah Yesus, Akulah Tuhan
yang engkau aniaya!”
Di situlah Yesus menyatakan diri, bahwa Gereja
adalah Tubuh MistikNya. Maka ketika kita menyambut berkomuni, komuni, menyambut
Tubuh Kristus berarti adalah juga dorongan kepada kita untuk berkomunio,
bersekutu, berkomunitas dengan sesama umat.
Saudara saudari yang terkasih,
anak kecil yang meminta bagian komuni
kepada orangtuanya janganlah diberi. Tetapi ajari dengan lembut agar anak
memahami bahwa komuni itu bukan makanan biasa, bukan snack, bukan kue utk dicicipi, tetapi sungguh Tubuh Kristus. Sehingga
anak mulai merindukan untuk segera tumbuh dan cepat menyambut komuni, karena
itu adalah Tubuh Kristus itu adalah Tuhan. Baiklah membawa anak-anak juga ke
gereja, mulai dari bayi sehingga anak tumbuh dan memahami perayaan Ekaristi dengan
utuh. Kadang saya diminta memberi tanda salib kepada anak-anak bina iman seusai
komuni. Mereka masuk ke gereja persis setelah barisan komuni selesai, antri utk
terima berkat dan setelah terima berkat, cepat-cepat kembali ke kelas sekolah
minggu. Saya berpikir jangan-jangan kebiasaan ini membentuk nanti kecenderungan
pada mereka ke gereja itu yang penting menyambut komuni. Datang terlambat tidak
apa-apa, kalau bisa datang setelah persembahan atau sebelum komuni, lalu
menyembut komuni, pulang sebelum berkat.
Saudara saudari yang terkasih,
secara luar biasa komuni juga dapat
disambut di luar misa, yaitu dalam Ibadat Sabda. Beberapa kelompok, asrama, hari
ini mengikuti misa streaming artinya
mereka bukan merayakan sakramen Ekaristi tetapi melakukan Ibadat Sabda, lalu
setelah melakukan Ibadat Sabda, pada waktu komuni, dibagi komuni itu. Itu dimungkinkan,
atau pada saat sakit atau pada lanjut usia, pembagian komuni ke rumah-rumah.
Komuni secara wajar diterimakan pada orang
yang secara lengkap mengikuti perayaan Ekaristi, di mana hosti dikonsekrir. Maka
hosti lain, walau ada di Sankristi atau di belakang Altar atau ada di
sekitarnya yang tidak dimaksudkan untuk dikonsekrir dan belum dikonsekrir
bukanlah Tubuh Kristus.
Pernah terjadi ada kesalah pahaman. Komuni
hampir habis, sementara umat yang berbaris masih banyak, seorang Prodiakon atau
Asisten Imam membawa Sibori penuh dengan Hosti, Ia akan membagikan kepada saya
yang Hostinya, yang sudah dikonsekrir, hampir habis. Saya plong, melihat begitu
banyak Hosti di Sibori itu dan saya bertanya, “Bapak dapat dari mana?” Ia
menjawab polos, “saya mengambil dari tempat Hosti. Syukur masih banyak Monsignor”.
“Huss!” Saya bilang, “Sst … jangan! Bawa kembali ini, jangan dibagikan, ini
bukan tubuh Krsitus, ini belum dikonsekrir!”
Saudara saudari yang terkasih,
Prodiakon Asisten Imam saja bisa salah
paham, apalagi kebanyakan dari umat kita. Saudara saudari, kekudusan Tubuh Kristus
tak dipengaruhi oleh siapa yang membagi : Asisten Imam, Imam, Uskup atau bahkan
Paus, Efek spiritualitasnya sama. Tubuh Kristus yang sama walau mungkin efek
psikologisnya berbeda, saya ingin menerima dari dia, saya ingin menerima dari
Imam. Bahkan keliru ada orang yang tidak mau menerima dari seorang Prodiakon. Maka
tidak usah lari menyilang, lalu memburu seseorang dan menghindari yang lain. Nanti
Yesus berkata, “Eh Aku juga disini, di sini Aku, di sana Aku, di mana-mana Aku
yang sama!” Tentu kenyataan ini menjadi refleksi bagi kita, para pembagi komuni,
dituntut lebih untuk menyiapkan diri agar layak membagikan Tubuh Kristus.
Ada beberapa kasus orang yang meragukan
komuni sebagai Tubuh Kristus. Itulah adalah para pendengar Yesus yang bertanya,
“bagaimana Ia ini dapat memberikan DagingNya kepada kita untuk dimakan?” Dalam keadaan
biasa bentuknya tetap Hosti. Tetapi ada beberapa mukjizat yang menunjukkan
bahwa hosti itu adalah Tubuh Kristus,
daging. Seperti mukjizat di Lanciano Itali, terjadi perubahan menjadi daging
dan darah yang nyata, dapat kelihatan dan dapat diamati secara ilmiah, pada abad
kedelapan. Lalu di Amsterdam pada tahun 1345 juga ada mukjizat Hosti. Lalu di Legnica
Polandia baru-baru tahun 2014 juga ada mukjizat seperti ini.
Saudara saudari yang terkasih,
seorang yang tidak pecaya akan transsubstantio, perubahan roti menjadi Tubuh
Kristus, menantang Santo Antonius Padua, apakah Hosti yang dikonsekrir itu
sungguh Tubuh Kristus. Maka ia menantang, orang yang tidak
percaya, beserta dengan para pengikutnya yang tidak percaya juga, “mari kita
tempatkan seekor keledai di tempat umum. Kita ikat, tiga hari tidak diberi
makan. Dan Santo Antonius membawa sakramen dalam Sibori yang sudah dikonsekrir.
Nanti coba lihat, ke mana keledai itu akan datang”. Dan betul, setelah diikat
tiga hari tanpa makan keledai lapar, maka orang yang tidak percaya itu
menempatkan setumpuk jerami yang menggiurkan keledai itu, dan keledai dilepas. Santo
Antonius membawa Sakramen Mahakudus dan keledai itu karena lapar, instingnya
berjalan menuju jerami. Santo Antonius memegang Sakramen Mahakudus dan bekata, “inilah
Penciptamu, yang aku, yang tidak layak ini, memegangNya dan memerintah kamu,
hai keledai, binatang, datang menyembahlah Ia!” Keledai segera berhenti, ia membalikkan
badannya dan datang ke Santo Antonius. Berhenti di depannya, menekukkan kakinya,
dan menyembah Sakramen Mahakudus. Orang-orang yang tidak percaya, langsung
bertobat dan percaya.
Saudara saudari, Adorasi Sakramen itulah
yang akan kita lakukan hari Jumat ini. Juga
menyembah di hadapan Sakramen Mahakudus.
Ada banyak mukjizat dari Adorasi Ekaristi.
Kalau keledai saja yang kita anggap
binatang bodoh menyembah, masakan kita yang dikaruniai Allah kemampuan lebih,
tidak datang mencari, mendekati dan menyembahNya.
No comments:
Post a Comment