Friday, May 8, 2020

16 April 2020 Kamis Oktaf Paskah


Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Misa Harian Kamis Oktaf Paskah 16 April 2020
Kapel Kabar Gembira Maria Skolastikat OSC 



Bacaan I Kis 3:11-26
Mazmur Tanggapan Mzm 8:2a.5.6-7.8-9
Bacaan Injil Luk 24:35-48


Saudara saudari yang terkasih,
salah satu krisis jaman ini adalah kekurangan atau kehilangan teladan, orang yang patut diikuti dan ditaati. Pribadi yang menjadi ukuran dan takaran kehidupan moral dan spiritual. Siapakah yang patut menjadi pemimpin, guru dan gembala kita? Mereka yang mampu mencerdaskan dan mencerahkan hidup kita, hingga kita dapat hidup sesuai denan kehendak Allah. Yesus yang bangkit, membuka pikiran para murid untuk mengerti Kitab Suci untuk memahami misteri Ilahi yang membangkitkan semangat hidup yang benar. Kita dipanggil juga untuk menjadi ‘guru dan gembala’ yang membuka pikiran anak-anak, murid-murid, orang-orang yang dipercayakan oleh Tuhan pada penggembalaan kita atau pada pemeliharaan dan bimbingan kita. Sehingga mereka dapat mengerti kebenaran Ilahi dan keutamaan manusiawi. Tapi kita diminta untuk mengetahui mengalami terlebih dahulu.

Ada ilustrasi kecil, seorang Pastor Paroki yang baru pindah ke kota kecil, berjalan-jalan di kota. Lalu bertemu dengan seorang anak sekolah memakai seragam SD. Lalu ia bertanya,
“ nak, di mana kantor pos?”
Lalu anak itu berkata, “di sana Romo”.
Kaget. Lho kok anak itu tahu saya Romo padahal kan baru dan saya tidak pernah lihat anak itu di Gereja. “kamu kok tahu saya?”
“Ya, karena suka lihat Romo misa streaming”.
“Lha tapi kamu kok nggak pernah ke gereja?”
“Ya saya ada … “  bingung anak itu menjawab.
“Kamu katolik?”
“Katolik”.
Lalu, “sudah, nanti kamu ke Gereja. Kenapa kamu tidak sekolah malah keluyuran? Ke Gereja. Nanti saya akan tunjukkan jalan menjadi orang baik. Jalan ke Surga. Supaya kamu rajin ke sekolah dan jadi anak yang baik”.
Lalu anak itu pergi dan berkata,  “Romo, bagaimana Romo mau menunjukkan saya jalan ke Surga? Jalan ke kantor pos saja tidak tahu”.

Saudara saudari yang terkasih,
Injil hari ini merupakan kelanjutan perjalanan dua murid Emaus. Yang telah melihat Tuhan yang bangkit. Mereka bisa bersaksi karena memang sungguh mengalami diri menjadi saksi mata, bagaimana Yesus mencerahkan mereka dan menjelaskan Kitab Suci dalam perjalanan. Yesus membuka pikiran akan Sabda Allah. Yesus memecah-mecahkan roti, merayakan Ekaristi dan mengubah hidup mereka secara ajaib, hingga malam itu pun mereka tidak merasa letih kembali ke Yerusalem dengan sukacita. Pada saat mereka bercerita, Yesus menampakkan diri untuk membuka pikiran mereka kepada Kitab Suci. Kepada kehendak Allah.
Bacaan pertama mengisahkan Petrus yang mengalami kebangkitan. Petrus adalah seorang murid yang takut, berubah menjadi seorang guru yang mempunyai jati diri dan berani mati. Ia mengajak umat mengalami apa yang telah dialaminya, yaitu pertobatan, kebangkitan dari dosa karena salib Yesus Kristus. Petrus yang telah dicerahkan oleh Yesus berusaha mencerahkan umat agar memahami kebenaran Ilahi dan keutamaan manusiawi dengan berseru, “sadarlah dan bertobatlah! Supaya dosamu diampuni”. Petrus menjelaskan Kitab Suci. Petrus menyadarkan akar kegagalan mereka, sampai menyalibkan Yesus adalah ketertutupan dan ketidak tahuan mereka akan Kitab Suci yang menghasilkan kesesatan. Petrus bersaksi, ia mencerahkan dan mencerdaskan umat.

Saudara saudari yang terkasih,
kita bersyukur karena makin banyak umat yang mempelajari Kitab Suci bahkan ikut kursus bukan hanya berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sampai ikut ujian. Kita juga bersyukur karena banyak orang Katolik yang menjadi aktivis sosial yang terlibat dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat, bernegara. Akan lebih bagus lagi kalau mereka yang keutamaannya tak dapat diragukan lagi, lebih memahami Kitab Suci dan ajaran Gereja agar seiring dengan Gereja sendiri.
Mari kita mohon untuk dicerahkan dan berusaha memahami Kitab Suci sebagai Sabda Allah dan Ajaran Gereja sebagai pedoman moral dan spiritual. Jangan sampai kita berbicara, kita mengajari, kita menasehati orang-orang tertentu tapi kita sendiri tidak memahami Kitab Suci dan ajaran resmi Gereja.
Saat ini adalah kesempatan rahmat untuk lebih membaca Kitab Suci, mempelajarinya dan mencintai Kitab Suci. Ada begitu banyak sarana di internet bagaimana kita memperdalam kitab suci secara Katolik. Saat ini adalah satu kesempatan yang luar biasa yang diberi Tuhan. Mari mulailah membaca Kitab Suci. Jangan sampai kita meminta orang membaca Kitab Suci dan mengajari jalan kehidupan, sementara kita sendiri belum mengetahui dan belum memahaminya.

Mari saling mencerahkan dan mencerdaskan satu sama lain agar kita lebih memahami kebenaran Ilahi dan mempraktekkan keutamaan manusiawi.

No comments:

Post a Comment

5 Juli 2020 Minggu Pekan Biasa XIV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC Misa Hari Minggu Biasa XIV 5 Juli 2020 Gereja Santo Petrus Katedral Bandung video :  Min...