Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin,
OSC
Misa Harian Kamis Oktaf Paskah 16 April 2020
Kapel Kabar Gembira Maria Skolastikat
OSC
Video : Kamis Oktaf Paskah 16 April 2020
Bacaan I Kis 3:11-26
Mazmur Tanggapan Mzm 8:2a.5.6-7.8-9
Bacaan Injil Luk 24:35-48
Saudara saudari yang terkasih,
salah satu krisis jaman ini adalah
kekurangan atau kehilangan teladan, orang yang patut diikuti dan ditaati. Pribadi
yang menjadi ukuran dan takaran kehidupan moral dan spiritual. Siapakah yang
patut menjadi pemimpin, guru dan gembala kita? Mereka yang mampu mencerdaskan
dan mencerahkan hidup kita, hingga kita dapat hidup sesuai denan kehendak Allah.
Yesus yang bangkit, membuka pikiran para murid untuk mengerti Kitab Suci untuk
memahami misteri Ilahi yang membangkitkan semangat hidup yang benar. Kita
dipanggil juga untuk menjadi ‘guru dan gembala’ yang membuka pikiran anak-anak,
murid-murid, orang-orang yang dipercayakan oleh Tuhan pada penggembalaan kita atau
pada pemeliharaan dan bimbingan kita. Sehingga mereka dapat mengerti kebenaran Ilahi
dan keutamaan manusiawi. Tapi kita diminta untuk mengetahui mengalami terlebih
dahulu.
Ada ilustrasi kecil, seorang Pastor Paroki
yang baru pindah ke kota kecil, berjalan-jalan di kota. Lalu bertemu dengan
seorang anak sekolah memakai seragam SD. Lalu ia bertanya,
“ nak, di mana kantor pos?”
Lalu anak itu berkata, “di sana Romo”.
Kaget. Lho kok anak itu tahu saya Romo
padahal kan baru dan saya tidak pernah lihat anak itu di Gereja. “kamu kok tahu
saya?”
“Ya, karena suka lihat Romo misa streaming”.
“Lha tapi kamu kok nggak pernah ke
gereja?”
“Ya saya ada … “ bingung anak itu menjawab.
“Kamu katolik?”
“Katolik”.
Lalu, “sudah, nanti kamu ke Gereja. Kenapa
kamu tidak sekolah malah keluyuran? Ke Gereja. Nanti saya akan tunjukkan jalan
menjadi orang baik. Jalan ke Surga. Supaya kamu rajin ke sekolah dan jadi anak
yang baik”.
Lalu anak itu pergi dan berkata, “Romo, bagaimana Romo mau menunjukkan saya jalan
ke Surga? Jalan ke kantor pos saja tidak tahu”.
Saudara saudari yang terkasih,
Injil hari ini merupakan kelanjutan
perjalanan dua murid Emaus. Yang telah melihat Tuhan yang bangkit. Mereka bisa
bersaksi karena memang sungguh mengalami diri menjadi saksi mata, bagaimana Yesus
mencerahkan mereka dan menjelaskan Kitab Suci dalam perjalanan. Yesus membuka
pikiran akan Sabda Allah. Yesus memecah-mecahkan roti, merayakan Ekaristi dan mengubah
hidup mereka secara ajaib, hingga malam itu pun mereka tidak merasa letih
kembali ke Yerusalem dengan sukacita. Pada saat mereka bercerita, Yesus
menampakkan diri untuk membuka pikiran mereka kepada Kitab Suci. Kepada kehendak
Allah.
Bacaan pertama mengisahkan Petrus yang
mengalami kebangkitan. Petrus adalah seorang murid yang takut, berubah menjadi
seorang guru yang mempunyai jati diri dan berani mati. Ia mengajak umat
mengalami apa yang telah dialaminya, yaitu pertobatan, kebangkitan dari dosa
karena salib Yesus Kristus. Petrus yang telah dicerahkan oleh Yesus berusaha mencerahkan
umat agar memahami kebenaran Ilahi dan keutamaan manusiawi dengan berseru, “sadarlah
dan bertobatlah! Supaya dosamu diampuni”. Petrus menjelaskan Kitab Suci. Petrus
menyadarkan akar kegagalan mereka, sampai menyalibkan Yesus adalah ketertutupan
dan ketidak tahuan mereka akan Kitab Suci yang menghasilkan kesesatan. Petrus
bersaksi, ia mencerahkan dan mencerdaskan umat.
Saudara saudari yang terkasih,
kita bersyukur karena makin banyak umat
yang mempelajari Kitab Suci bahkan ikut kursus bukan hanya berminggu-minggu, berbulan-bulan,
bahkan bertahun-tahun sampai ikut ujian. Kita juga bersyukur karena banyak orang
Katolik yang menjadi aktivis sosial yang terlibat dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat,
bernegara. Akan lebih bagus lagi kalau mereka yang keutamaannya tak dapat
diragukan lagi, lebih memahami Kitab Suci dan ajaran Gereja agar seiring dengan
Gereja sendiri.
Mari kita mohon untuk dicerahkan dan
berusaha memahami Kitab Suci sebagai Sabda Allah dan Ajaran Gereja sebagai
pedoman moral dan spiritual. Jangan sampai kita berbicara, kita mengajari, kita
menasehati orang-orang tertentu tapi kita sendiri tidak memahami Kitab Suci dan
ajaran resmi Gereja.
Saat ini adalah kesempatan rahmat untuk
lebih membaca Kitab Suci, mempelajarinya dan mencintai Kitab Suci. Ada begitu
banyak sarana di internet bagaimana kita memperdalam kitab suci secara Katolik.
Saat ini adalah satu kesempatan yang luar biasa yang diberi Tuhan. Mari mulailah
membaca Kitab Suci. Jangan sampai kita meminta orang membaca Kitab Suci dan
mengajari jalan kehidupan, sementara kita sendiri belum mengetahui dan belum
memahaminya.
Mari saling mencerahkan dan mencerdaskan
satu sama lain agar kita lebih memahami kebenaran Ilahi dan mempraktekkan keutamaan
manusiawi.
No comments:
Post a Comment