Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin,
OSC
Misa Harian Senin Prapaskah IV 23 Maret 2020
Gereja Santa Odilia Cicadas Bandung
Bacaan I Yes 65:17-21
Mazmur Tanggapan Mzm 30:2.4.5-6.11-12a.13b
Bacaan Injil Yoh 4:43-54
Saudara saudari yang terkasih,
Mazmur Tanggapan Mzm 30:2.4.5-6.11-12a.13b
Bacaan Injil Yoh 4:43-54
Saudara saudari yang terkasih,
harapan adalah unsur hakiki yang membuat
kita tetap bersemangat dalam hidup. Harapan bisa kita gantungkan pada sesuatu
atau seseorang, uang, barang, relasi dengan orang tertentu, pangkat, jabatan,
keahlian dan kepandaian bisa menjadi andalan di mana orang bisa berharap. Kalau
barang, uang dan orang sudah tidak bisa diandalkan lagi, kepada apa dan siapa
kita akan berharap?
Kemarin saya mendengar kesaksian orang yang
terkena virus. Pertama, kedua dan ketiga, keluarga Depok dan telah dinyatakan
sembuh. Salah satu sharing, namanya ibu Maria, ia berkata, “dulu saya
membanggakan apapun, barang, mobil, rumah, keahlian, bisa menari. Tetapi
setelah mengalami keadaan ini, akhirnya kepada siapa saya harus berharap,
kepada Allah! Dan kesembuhan ini juga terjadi karena Allah!”
Saudara saudari yang terkasih,
pegawai istana di Kapernaum agaknya telah
berusaha menyembuhkan anaknya melalui banyak cara, kepada bermacam-macam orang,
tetapi anaknya tetap sakit bahkan hampir mati. Waktu ia mendengar bahwa Yesus
lewat di situ, segera ia mengambil kesempatan untuk datang kepada Yesus, yang baginya
adalah harapan terakhir. “Tuhan datanglah, sebelum anakku mati”. Ia meminta
kehadiran fisik Yesus, kalau Yesus datang ke rumahnya, pasti anaknya sembuh.
Jawaban Yesus di luar dugaan, “pergilah! Anakmu hidup!” Ternyata Yesus tidak
perlu datang secara fisik, asal ia menghendaki kesembuhan, anaknya akan sembuh.
Kuasa Yesus tidak dibatasi oleh kehadiran fisikNya. Perwira itu percaya bahwa
kuasa Yesus sungguh luar biasa bahwa anaknya akan hidup. Maka ia segera pulang dan
sungguh, harapan dan imannya membuahkan kesembuhan, sebagaimana yang
diinginkan. Harapan dan iman melahirkan sukacita karena keinginan tercapai.
Saudara saudari yang terkasih,
kita sedang berada dalam kekawatiran
bahkan sebagian dari kita mengalami kepanikan karena dihantui oleh wabah virus corona
yang tidak bisa dianggap enteng. Dan dampaknya yang bisa membuat orang
kehilangan harapan. Apalagi kalau kita menyaksikan apa yang ditayangkan, apa yang
kita saksikan dan alami melalui media sosial
Tadi bersama dengan Romo-Romo Kuria
melewati Pasar Cicadas, berbeda sekali, padat, ada kehidupan. Mungkin di antara
mereka ada yang was-was, ada yang takut juga. Tapi itulah dilema, tidak
melakukan kegiatan pasar mereka mati dari mana mereka dapat uang untuk sepeser
uang untuk memberikan sesuatu untuk menghidupi keluarga. Mungkin mereka juga takut,
tapi tidak ada jalan lain, kalau tidak mereka juga akan mati, mungkin bukan
karena virus corona tetapi oleh ketidak berdayaan ekonomi dan sosial.
Usaha keras telah dilakukan oleh banyak
pihak, tetapi ternyata data menunjukkan bertambahnya jumlah orang yang
dicurigai terjangkit, orang yang berada dalam pemantauan, pasien dalam pengawasan
dan mereka yang terpapar, terinfeksi virus corona hingga mengalami kematian. Wajarlah
kalau banyak orang kuatir terjangkit bahkan takut mati. Belum lagi orang
sederhana yang terperngaruh hidup sosial ekonominya. Menjadi lebih sulit dan
berat. Akan tetapi mudah-mudahan kita semua tidak kehilangan harapan dan iman, seperti
pegawai istana di Kapernaum yang datang, berharap dan percaya kepada Yesus, sekalipun
tak hadir secara fisik. Marilah kita minta Yesus datang memulihkan keadaan
global yang memprihatinkan ini. Mungkin kita berkata kepada Yesus seperti
pegawai istana, “Tuhan, datanglah ke rumahku agar aku, sahabat, kerabat, keluargaku
tidak mati. Tuhan datanglah segera sebelum kami binasa”.
Semoga iman dan harapan akan kuasa Yesus, Bandung
dipulihkan, Jawa Barat dibersihkan, Indonesia dibebaskan dari virus corona dan
dunia dipulihkan. Sehingga kita dapat memulai kehidupan baru seperti digambarkan
dalam bacaan pertama yang penuh dengan sukacita karena mengandalkan Tuhan dalam
kehidupan sehari-hari. Dan bergandengan tangan satu sama lain. “Tuhan datanglah
sebelum kami binasa”. Tuhan berkata, “pergilah! Pulanglah! Engkau akan sembuh,
engkau akan hidup!”
No comments:
Post a Comment