Wednesday, May 6, 2020

4 April 2020 Sabtu Prapaskah V

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Misa Harian Sabtu Prapaskah V 4 April 2020
Gereja Santa Maria Fatima Karmel 
Lembang Bandung

video : Sabtu Prapaskah V 4 April 2020

Kurban yang Berkenan di Hadapan Allah

Bacaan I Yeh 37:21-28
Mazmur Tanggapan Yer 31:10.11-12ab.13
Bacaan Injil Yoh 11:45-56

Saudara saudari yang terkasih,
semua agama mengenal kata korban dan memaknainya sesuai dengan kepercayaan serta tradisi masing-masing. Perjanjian lama menampilkan korban pertama kali sebagai persembahan rasa syukur. Habel mempersembahkan hasil usahanya yang terbaik, yaitu korban kambing domba. Sedangkan Kain mempersembahkan hasil bumi apa adanya. Persembahan Habel berkenan kepada Allah. Kemudian Abraham diminta untuk mempersembahkan apa yang paling berharga dalam hidupnya, yaitu Ishak, anak tunggal
yang dijanjikan Tuhan, yang melaluinya janji Tuhan akan terpenuhi, Abraham akan berketurunan banyak, sebanyak bintang di langit dan pasir di pantai. Karena ketaatan Abraham, Allah berkenan kepadanya hingga Ia mengganti korban Ishak dengan seekor domba jantan.

Korban yang berkenan kepada Allah adalah apa yang paling berharga. Dari korban itu tercurah darah, ada nyawa. Dalam perkembangannya korban persembahan bermakna juga menjadi korban pepulih, penghapusan dosa, pembebasan dari perbudakan dan penyelamatan bangsa. Itulah juga yang diminta oleh Musa saat ia memimpin bangsanya keluar dari Mesir. Mereka menyembelih domba yang darahnya harus dioleskan di ambang pintu agar tidak mengalami maut. Itulah yang kemudian diyakini sebagai Paskah Yahudi.

Saudara saudari yang terkasih,
Yeheskiel membawa kabar sukacita yaitu kebangunan bangsa Israel dari kehancuran akibat  perpecahan dan penjajahan. Allah yang berbelas kasih berkenan mengampuni umatNya, menebus umatNya dan hendak menghimpun mereka kembali menjadi satu bangsa yang takut akan Allah di mana Yahwe akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat Allah.

Inisiatif penebusan datang dari Allah yang pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kuasanya. Yohanes 3:16 mengatakan, “karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia mengaruniakan AnakNya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepadanya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Untuk apa Yesus diutus? Untuk menjadi korban pepulih yang paling berharga dan yang berkenan kepada Allah. Itulah yang kita dengar hari ini melalui mulut Kayafas, Imam Besar yang bernubuat bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai berai.

Saudara saudari yang terkasih,
kurban Yesus itulah yang kita rayakan dalam Misa Kudus. Maka kadang kita mendengar juga orang berkata, “mari kita merayakan korban Ekaristi”. Dalam perayaan Ekaristi, kurban Yesus disalib dihadirkan kembali baik secara riil maupun sakramental untuk menebus dosa manusia. Di situlah Yesus menyatakan cintaNya kepada kita secara personal sebagai persembahan kurban yang berkenan kepada Allah demi keselamatan kita. Maka ketika Imam mengangkat hosti, mengangkat piala, ia tidak mengatakan, “Yesus berkata, inilah tubuhNya”. Tetapi Yesus sendiri yang berkata, di mana Imam berbicara impersona Christi, di dalam pribadi Kristus, ia berkata, “Inilah TubuhKu”, Yesus sendirilah yang menyapa kita, dan Ia berkata, “inilah darahKu yang ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa”, Ia mengungkapkan cintanya. Kalau kita ingat jaman dulu ada Mbah Surip yang menyanyikan lagu ‘I love you full’. Yesus di situ mau menyatakan kepada kita, “I love you full, disebutkan namanya satu persatu, ini tubuhKu ini darahKu untukmu”.

Yesus tidak berhenti di situ saja, Ia berkata lagi lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku. Kita bukan hanya diundang untuk menikmati keselmatan karena kurban Yesus tetapi juga untuk rela berkorban, jika Allah menghendaki dan sesama membutuhkan, demi cinta dan persembahan kita kepada Allah. Saat ini masa Prapaskah, adalah saat yang tepat untuk berkorban diri, bermati raga, berdoa dan berpuasa, berpantang dan beramal kasih.

No comments:

Post a Comment

5 Juli 2020 Minggu Pekan Biasa XIV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC Misa Hari Minggu Biasa XIV 5 Juli 2020 Gereja Santo Petrus Katedral Bandung video :  Min...