Friday, May 8, 2020

26 April 2020 Minggu Paskah III


Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Misa Minggu Paskah III 26 April 2020
Gereja Santo Petrus Katedral Bandung




Bacaan I Kis 2:14.22-33
Mazmur Tanggapan Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10.11
Bacaan II 1 Ptr 1:17-21
Bacaan Injil Luk 24:13-35

Saudara saudari yang terkasih,
kadang kita mendengar orang berkata atau orang menegur, “buka matamu! lihat realitas!“ Itu bukan berarti bahwa orang menutup mata, merem, tetapi orang itu bisa jadi salah paham, tidak mau mengerti dan tidak mampu memahami. Dua murid Emaus mengalami kegelapan, tak dapat melihat misteri wafat dan kebangkitan Yesus. Kedegilan, kelambanan hati, ketidakpercayaan, menutupi mata mereka akan realitas kebangkitan. Mereka perlu bertobat dan terbuka pada Allah agar dapat percaya.
Minggu yang lalu saya bercerita tentang seorang Suster yang melihat penampakan Yesus, suatu anekdot, dan bercerita kepada Uskup. Saya berakhir dengan cerita ini dan saya meneruskannya:
Suster datang lagi pada hari tertentu, lalu “Bapa Uskup, Kamis saya melihat lagi Yesus”.
Lalu Uskup tanya, “sudah sampaikan pesannya?”
“Sudah!”
“Sudah ditanyakan dosa saya terakhir?”
“Sudah”.
“Lalu apa jawabnya?”
“Lupa tuh!”
Lalu Uskup itu bilang, “berarti itu betul Yesus!” Tapi agak jengkel, ’kenapa kalau Ia Yesus tidak  menampakan diri pada saya tetapi mengapa menampakkan diri pada Suster?’
“Sudah Suster, pulang! Kalau itu betul nanti menampakkan lagi, tanyakanlah apa pesannya pada saya!”
“Baik Bapa Uskup!” Lalu ia pulang.
Minggu depan datang lagi, “Bapa Uskup, Bapa Uskup, Yesus menampakkan diri lagi!”
“Benar?”
“Benar!”
“Lalu … sampaikan, apa yang saya katakan?”
“sampaikan. Saya tanya, Tuhan Yesus, apa pesan untuk Bapa Uskup?”
“Lalu… Yesus menjawab?”
“Menjawab”
“Apa pesannya?”
“Satu. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”

Saudara saudari yang terkasih,
kadang-kadang orang merasa, kenapa bukan saya yang mendapat penampakan diri. Lalu menjadi tidak percaya. Maka akarnya adalah kekerasan hati dan kelambanan. Bertobat dan percaya pada Injil. Bertobat dan percaya pada Injil, itulah yang diwartakan oleh Yesus pada awal tampilNya di muka umum. Dan setelah wafat, pada kebangkitanNya pun Yesus masih membimbing para murid untuk bertobat dan percaya pada Injil.
Bertobat, berbalik arah hidup dari gravitasi diri menjadi gravitasi Ilahi, dari terpusat pada diri sendiri, harus sayanya begini, harus begini, kepada: terserah, pasrah, apa yang Tuhan mau. Dari tahu dan maunya sendiri menentukan hidup menjadi terbuka pada bimbingan Allah. Dari mengalami Yesus sebagai Nabi dari Nazaret, Yerusalem, menjadi Kristus Juruselamat  yang ada di mana saja bukan hanya di Yerusalem.

Percaya pada Injil, kabar baik, yaitu percaya pada Ktistus yang bangkit. Yesus adalah Injil yang hidup, kabar baik yang menyelamatkan.
Dua orang Emaus itu keukeuh, keras kepala dan hati beku. Yesus mati titik. Dulu kami berharap banyak, Yesus menjadi pembebas kami, tetapi sekarang pupus semuanya. Untuk apa lagi, lebih baik kembali kepada kehidupan, situasi lama seolah-olah anggap saja kami belum bertemu dengan Yesus. Kami tak pernah menjadi muridNya. Mereka mendengar Yesus bangkit, tapi kecewa, mengapa tidak menampakkan diri kepada mereka, mengapa kepada orang lain, mengapa kepada para wanita, mengapa kepada teman-teman kami. Mereka mau mengatur jalannya misteri Paskah, harus begini harus begitu. Saat Yesus bukan hanya menampakkan diri, tetapi berbicara dan berjalan bersama, mata mereka tetap tertutup oleh kedegilan. Masih terpusat pada pikiran diri sendiri, belum terbuka pada iman misteri Ilahi. Setelah menjelaskan Kitab Suci Sabda Allah dan tak berhasil juga membuka mata mereka, Yesus berkenan mampir serta mengambil roti mengucap berkat lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia.

Saudara saudari yang terkasih,
ada dua kisah kehilangan Yesus di dalam Injil Lukas. Pada awal Injil, bab 2, suami istri, Yosef dan Maria kehilangan Yesus dan menyadari kehilangan itu ketika di Nazaret atau dalam perjalanan ke Nazaret, lalu kembali ke Yerusalem dan menemukan Yesus di Bait Allah Yerusalem sedang berbicara tentang Kitab Suci. Pada akhir Injil, bab 24, murid Emaus yang satu dikatakan Kleopas dan yang lain tidak dikatakan. Pada umumnya orang menafsirkan Kleopas dan temannya seorang laki-laki tapi ada juga yang menafsirkan Kleopas dengan istrinya. Maka pada petunjuknya dari Yohanes 19:25 istri Klopas berada di bawah salib Yesus dan kemungkinan ini suami istri. Maka ada beberapa lukisan yang menggambarkan juga Yesus berjalan bersama Kleopas dengan seorang wanita. Kleopas sebut saja dengan istrinya kehilangan Yesus di Yerusalem. Yesus yang setelah wafat, dan menemukan Yesus bukan di Yerusalem di luar Yerusalem, di Emaus saat memecah roti. Yesus yang bangkit tidak lagi ditemukan hanya di Yerusalem tetapi di mana-mana di luar Yerusalem. Saat Yosef dan Maria menemukan Yesus, Maria menyimpan segala peristiwa di dalam hatinya dan merenungkannya bahwa Yesus harus ada di rumah BapaNya. Saat Kleopas dan istrinya menemukan Yesus, terbukalah mata mereka bahwa Yesus bangkit.

Saudara saudari yang terkasih,
bisa jadi pengalaman pahit membuat kita kecewa seperti murid Emaus hingga kembali pada kehidupan seperti kita belum mengenal Yesus. Seakan-akan bukan pengikut Kristus. Seolah-olah belum pernah dibaptis. Sebab bukan karena Tuhan meninggalkan kita, mungkin karena kita keukeuh, berkeras, berkeras hati, terlalu terpusat pada diri sendiri, padahal Yesus hadir dan menyertai kita. Hari ini kita diingatkan akan awal pewartaan Yesus, bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

Mungkin kalau didramakan perjalanan Yesus, perjalanan dua murid Emaus dengan Yesus itu. Yesus heran kok belum mengerti saja. Mungkin Yesus berkata, “bertobatlah dan  percayalah pada Injil! Engkau sudah lama dengan Aku kok belum mengerti-mengerti juga, belum bertobat juga belum percaya juga!”

Seandainya para murid itu mengarahkan diri pada misteri Ilahi dan percaya pada apa yang diwartakan Yesus, pasti mereka yakin akan kebangkitan Yesus. Seandainya kita berbalik arah kepada Allah dan terbuka pada karyaNya pasti kita berkobar-kobar saat membaca dan mendengarkan firman Tuhan, serta melihat dan bertemu Yesus saat merayakan Ekaristi. Murid Emaus melihat Yesus kembali, dan bersemangat lagi setelah Yesus menjelaskan Kitab Suci dan sesudah Yesus memecah-mecahkan roti. Kitab Suci dan Ekaristi sudah dianugerahkan kepada kita, semoga kita melihat Yesus yang menyertai perjalanan hidup kita.

No comments:

Post a Comment

5 Juli 2020 Minggu Pekan Biasa XIV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC Misa Hari Minggu Biasa XIV 5 Juli 2020 Gereja Santo Petrus Katedral Bandung video :  Min...