Friday, May 8, 2020

25 April 2020 Pesta Santo Markus


Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Misa Pesta Santo Markus 25 April 2020
Kapel Maria Bunda Yesus 
Wisma Keuskupan Bandung




Bacaan I 1Ptr 5:5b-14
Mazmur Tanggapan Mzm 89:2-3.6-7.16-17
Bacaan Injil Mrk 16:15-20


Saudara saudari yang terkasih,
tujuan panggilan para murid Yesus dengan sangat bagus dirumuskan dalam Injil Markus, yang pestanya kita rayakan hari ini. Markus 3:14-15, “Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutusNya memberitakan Injil dan diberiNya kuasa untuk mengusir setan”. Setelah kebangkitanNya, Yesus mengutus para murid dengan menekankan dua tujuan terakhir yaitu memberitakan Injil dan mengusir setan, apa yang kita baca hari ini. Karena tujuan yang pertama yaitu tinggal bersama dengan Yesus, telah terlaksana selama tiga tahun. Pada pesta Santo Markus ini kita diingatkan kembali akan tugas yang dititipkan kepada kita melalui para rasul untuk mewartakan Injil kepada segala mahluk.

Saudara saudari yang terkasih,
ada ilustrasi kecil : ada sekelompok umat datang kepada Uskup, berkeluh kesah tentang pastor parokinya. Yang berkotbah sama terus tiga minggu berturut-turut.
Lalu Bapa Uskupnya bertanya, “memang kotbahnya apa bapak ibu?”
“Pokoknya sama, Bapa Uskup”.
“Bagaimana mungkin?”
“Iya betul, tiga minggu berturut-turut sama terus”.
“Lalu apa kotbahnya?”
“Kami lupa, Bapa Uskup”.
Lalu Bapa Uskup bertanya, “bagaimana mungkin bapa ibu berkata kotbahnya sama, sementara bapa ibu sendiri lupa?”
Akhirnya mereka membela diri, “ya pokoknya tentang Injil dan tentang Yesus terus tiap minggu. Tentang Yesus, tentang Yesus, kami lupa”.
“Ya sudah”.
Akhirnya mereka disuruh pulang.
Lalu mereka bertanya lagi, “Bapa Uskup, tolong rahasiakan nama kami, karena kami setiap minggu bertemu”.
“Baik, nanti saya rahasiakan”.
Lalu akhirnya dia berkata lagi, “lalu Bapa Uskup akan berkata apa?”
“Ah bebas, nanti saya akan memanggil pastor paroki itu dan berkata, ‘ada sekelompok umat ke sini dan berkeluh kesah. Mereka mengatakan bahwa tiga minggu Romo berkotbah sama terus tentang Kristus, Injil dan mereka lupa’. Maka saya minta, ulangi terus sampai mereka ingat betul siapa Yesus itu”.

Saudara saudari yang terkasih,
Injil hari ini menekankan dua tugas utama para murid yaitu pewartaan dan pelayanan. Sebelum menjadi pewarta yang baik dan pelayan yang tulus, seseorang diminta untuk menjadi pendoa yang khusyuk. Ia harus mempunyai relasi dekat dengan Yesus. Ibaratnya saya sebut asisten pribadi yang tahu persis apa yang Tuhan kehendaki dan apa yang tidak berkenan kepadaNya. Ia bagaikan murid terkasih yang di manapun dan kapanpun Yesus berada, di situ ia berada. Ada hubungan yang dekat dan akrab dengan Yesus sebagai dimensi mistik kontemplatif seorang murid. Itulah yg dirumuskan oleh Markus 3:14, sebagai tujuan pertama panggilan dari murid yaitu menyertaiNya, menyertai Yesus.
Setelah tahap itu para murid dipanggil mewartakan Injil bagaikan seorang juru bicara Tuhan yang menyampaikan apa yang Tuhan katakan. Pada tahap ini para pewarta, para murid menjadi loudspeaker Yesus, yang kata-katanya adalah Sabda Yesus sendiri kepada segala bangsa sebagai dimensi misioner apostolik.
Setelah itu para murid masuk pada tahap ketiga: mengusir setan, menyembuhkan orang dan melakukan tanda-tanda ajaib, yaitu melakukan berbagai karya baik. Bagaikan seorang sekretaris eksekutif yang melaksanakan rencana dan karya Tuhan. Pada tahap ini seorang murid melakukan apa yang dilakukan Tuhan sendiri sebagai dimensi aktif karitatif. Ia menjadi aktor yang menampilkan wajah Yesus yang berbelas kasih, di mana Yesus akan menyertai sampai akhir jaman.

Saudara saudari yang terkasih,
syukur kepada Allah bahwa ada banyak orang yang terpanggil dan tampil sebagai pewarta, yang sebenarnya adalah tugas semua orang yang dibaptis. Akan tetapi sayangnya tak semua pewarta sungguh mewartakan Yesus Kristus sebagai juruselamat, yang adalah inti pewartaan kabar baik.

Bahkan ada pewarta yang bukannya memberitakan Yesus, tetapi hal-hal populer lain atau malah mungkin dirinya sendiri. Hanya mereka yang mengenal dan dekat dengan Yesus, layak menjadi pewarta Injil yang mungkin dengan mengulang-ulang pewartaannya sampai orang sungguh ingat betul Yesus sebagai Tuhan yang bangkit dan menyelamatkan.
Mengutip Santo Yohanes Paulus II dalam Evangelii Gaudium 110, Sri Paus Fransiskus berkata, “tidak mungkin ada pewartaan Injil sejati tanpa secara eksplisit mewartakan Yesus sebagai Tuhan”.

No comments:

Post a Comment

5 Juli 2020 Minggu Pekan Biasa XIV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC Misa Hari Minggu Biasa XIV 5 Juli 2020 Gereja Santo Petrus Katedral Bandung video :  Min...