Sunday, May 17, 2020

17 Mei 2020 Minggu Paskah VI Th A/II


Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Misa Minggu Paskah VI 17 Mei 2020
Gereja Santo Petrus Katedral Bandung


Bacaan I Kis 8:5-8.14-17
Mazmur Tanggapan Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a.16.20
Bacaan II 1Ptr 3:15-18
Bacaan Injil Yoh 14:15-21

Saudara saudari yang terkasih,
orang yang ingin berhasil, membutuhkan seorang atau tim pelatih, coach, yang mendampingi untuk meningkatkan bukan hanya keahlian tetapi juga kepribadiannya. Pelatih ini dibutuhkan agar rencana, tujuan dan cita-cita tercapai, entah di bidang olahraga menjadi juara, dalam organisasi menjadi pemimpin terbaik, atau dalam bidang pendidikan lulus cemerlang. Demikianlah juga kita, kalau ingin berhasil dalam kehidupan beriman, membutuhkan pelatih rohani. Yesus berjanji mengutus Roh Kudus yang berperan bukan hanya sebagai pelatih tetapi pembela rohani.

Alkisah Senin pagi, Edun namanya, dibangunkan oleh ibunya. Diketuk pintunya,
“Edun, bangun! Cepat pergi ke sekolah! Sudah hampir jam tujuh, jam enam lebih!”
Tapi ia tidak mau bangun dan Edun menjawab,
“Ibu, saya tidak mau bangun, saya akan mmberikan dua alasan mengapa saya tidak mau pergi ke sekolah. Satu, mereka (yaitu orang-orang yang ada di sekolah) tidak suka saya dan saya tidak suka mereka!”
Lalu ibunya menjawab,
“Edun, kamu harus pergi sekarang! Kamu sudah janji, dan saya akan memberikan dua alasan kenapa kamu harus pergi: satu, kamu sudah berumur lebih dari limapuluh tahun dan kamu adalah kepala sekolahnya yang harus memimpin upacara bendera!”
Edun segera bangkit dan segera bersiap untuk pergi ke sekolah. Ibu Edun di sini berfungsi sebagai spiritual coach yang mengingatkan tugas dan tanggung jawabnya.

Saudara saudari yang terkasih,
Yesus menjelaskan dialektika kasih, bagaimana kasihNya kepada para murid lahir dari kasihNya kepada Bapa dan bagaimana Bapa mengasihiNya. KetaatanNya kepada Allah, hingga wafat di salib adalah wujud kasihNya kepada Allah demi keselamatan manusia. Bagi Yesus kasih bukanlah kata tapi karya, bukanlah janji tapi bukti. Untuk menumbuhkan kasih dan mengembangkan ketaatan kepada Allah, Yesus mengutus Roh Kudus, yaitu Roh Kebenaran yang akan menyertai perjuangan para muridNya.
Roh Kudus yang diutus Yesus disebut, dalam bahasa Yunani, Parakletos yaitu penolong, pendamping dan pengacara.  Parakletos adalah pembela yang biasanya berdiri di samping seseorang. Ia bukan hanya pengacara tetapi juga pelatih yang mendampingi hidup, mengingatkan tujuan dan meningkatkan kemampuan. Parakletos adalah spiritual coach, pelatih rohani, dan spiritual lawyer, pembela rohani, yang mengingatkan betapa besarnya kasih Allah kepada manusia melalui pengorbanan Yesus di salib. Roh Kudus ini menumbuhkan kasih dari para murid kepada Yesus agar mereka mentaati perintah Yesus untuk saling mengasihi. Roh Kudus ini membela mereka, agar mereka bertahan sebagai murid-murid Yesus yang setia walau dihadang berbagai tantangan. Roh Kudus terus mengingatkan para murid, apa yang dikatakan Yesus, “jika kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu”.

Saudara saudari yang terkasih,
ada pendapat bahwa keberhasilan, kemenangan, keselamatan ditentukan oleh bagaimana orang mengembangkan bakat kemampuannya seoptimal mungkin, hingga tak perlu rahmat Ilahi dan berkat Allah. Pendapat ini keliru. Yesus menegaskan, manusia butuh penolong Ilahi yang tepat yaitu Roh Kudus. Yang selalu berdiri di samping, setiap saat, terutama di saat kita tak berkutik menghadapi persoalan. Di kala lidah kita kelu untuk berkata-kata dan mempertahankan kebenaran, budi kita buntu untuk berpikir, hati kita beku untuk berbelas kasih, dan badan kita lemas untuk bertindak. Roh Kudus adalah pelatih spiritual yang membimbing kita untuk hidup baik, benar, santun dan kudus. Ia adalah pembela spiritual, yang selalu ada di samping kita dan bertindak demi keselamatan kita.

Saudara saudari yang terkasih,
Roh Kudus itu mendorong dan menjaga kita untuk berani menyatakan seruan profetik dan melakukan tindakan etik di manapun. Hingga kita berani berkata “No!” terhadap segala yang melawan cinta kasih, yang bertentangan dengan sila-sila Pancasila dan tidak sesuai dengan nilai-nilai Kristiani. Kita diundang untuk tegar dan tegas berkata, “Tidak!” terhadap segala kejahatan apapun. Kita adalah anak-anak Tuhan dalam kebhinnekaan, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote, yang dipanggil untuk mewujudkan cinta kasih dengan menyuarakan hati nurani, kerinduan rakyat dan kehendak Allah.

Saudara,
sehebat-hebatnya juara olahraga, baik tingkat nasional maupun internasional, mereka membutuhkan seorang pelatih. Ada coach di balik kesuksesan mereka. Demikianlah sebaik-baiknya kita, kita membutuhkan Roh Kudus sebagai penolong dan pembela kita yang membantu kita mengembangkan kasih kepada Tuhan, hingga kita makin setia melaksanakan perintah Tuhan dan menunaikan tugas yang dipercayakan Tuhan kepada kita.
Mari kita tumbuhkan kasih kita kepada Allah hingga kita makin setia dan taat kepadanya, agar kita makin mampu mewujudkan perintah Tuhan : saling mengasihi satu sama lain. Kita taat kepada Tuhan bukan karena takut, tetapi karena kasih kita kepada Tuhan, karena Ia telah mendahului mengasihi kita.

Saudara saudari yang terkasih,
semangat gotong royong kini sedang dikembangkan dan dihidupkan kembali di mana-mana. Dengan berbagai cara, di berbagai daerah, saya terkesan dengan satu konsep, jogo tonggo, dari Jawa Tengah, menjaga tetangga, yang mengambil spirit solidaritas masyarakat pedesaan untuk saling menjaga dan membantu dalam segala hal, yang bagi saya adalah wujud kongkrit saling mengasihi. Tanpa pilih-pilih, siapa mereka yang membutuhkan uluran kasih, yang jelas, mereka adalah tetangga kita, yang hidup berdampingan ada di sebelah kita.
Roh Kudus mengingatkan kasih ini dan mendorong kita mewujudkannya secara kongkrit lewat gerakan berbagi secara tulus. Jika kita berani berkata, “saya percaya pada Tuhan dan sungguh mengasihiNya”, gerakan peduli sesama dan berbagi rejeki adalah wujud nyatanya yang telah, sedang, dan akan terus kita lakukan.
Mari kita berbagi hati, berbagi budi, berbagi energi dan berbagi rejeki bagi mereka yang terutama saat ini sangat membutuhkan uluran bantuan kita. Tuhan memberkati.

No comments:

Post a Comment

5 Juli 2020 Minggu Pekan Biasa XIV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC Misa Hari Minggu Biasa XIV 5 Juli 2020 Gereja Santo Petrus Katedral Bandung video :  Min...