Wednesday, May 20, 2020

20 Mei 2020 Rabu Paskah VI


Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Misa Rabu Paskah VI 20 Mei 2020
Kapel Santa Maria Bunda Yesus
Wisma Keuskupan Bandung


Bacaan I Kis 17:15.22-18:1
Mazmur Tanggapan Mzm 148:1-2.11-12ab.12c-14a.14bcd
Bacaan Injil Yoh 16:12-15

Saudara saudari yang terkasih,
ada peribahasa ‘berburu ke padang datar mendapat rusa belang kaki, berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi’. Itulah peribahasa yang mengajak kita untuk menuntut ilmu secara utuh dan menjadi orang yang benar-benar berilmu dengan berusaha dan bekerja tidak setengah-setengah, tanpa tanggung-tanggung, sehingga hasilnya sesuai dengan harapan. Dalam kehidupan beriman pun kita diajak untuk tidak tanggung-tanggung terbuka pada bimbingan Roh Kudus dan berusaha setulus serta sepenuh hati mengikuti ketentuan yang berlaku, hingga pengetahuan agama kita lebih utuh, pemahaman kebenaran lebih menyeluruh, kepercayaan teguh dan perwujudan imanpun lebih penuh. Pengetahuan agama yang benar mengantar kita pada iman yang tegar dan bermuara pada perbuatan yang tulus.

Saudara saudari yang terkasih,
Roma dikenal dengan kota suci, tetapi juga para turis mengetahuinya sebagai kota copet, yang banyak copetnya. Orang rupanya tahu ciri dan cara gerak gerik copet, kalau sudah lama tinggal di Roma. Tetapi banyak orang tak peduli, yang penting adalah dirinya sendiri tak kecopetan. Pada suatu hari, ada seorang supir yang peduli, tidak biasanya, ketika bis penuh, supir itu memberikan pengumuman melalui mikrofonnya,
“para penumpang, mohon hati-hati. Seperti kita ketahui di Roma ada banyak copetnya dan di dalam bis ini juga ada empat copet!”
Maka penumpang mulai hati-hati, lebih hati-hati lagi. Di perhentian berikutnya, pintu ditutup dan bis berjalan, supir berkata lagi,
“dua copet sudah turun, sekarang tinggal dua”.
Lalu mulailah berhati-hati. Di perhentian berikutnya, supir berkata lagi,
“saudara-saudara sekarang tinggal satu, hati-hati masih ada di dalam satu!”
Ada ceritanya panjang terus. Ia adalah salah satu supir yang peduli dengan berusaha mencegah kejahatan terjadi dan berusaha agar kerugian tidak dialami oleh seseorang. Ia mewujudkan imannya dengan rasa tanggungjawab, walau ada resiko ancaman, mungkin ada ‘mafia’nya, mafia copet. Ternyata ada banyak orang kecopetan di dalam bis, apakah supir lain tidak tahu ada copet? Orang bukan Itali saja yang sudah lama tinggal, kadang-kadang tahu ini copet, ini bukan. Kalau tahu apakah mereka peduli seperti supir di atas?

Saudara saudari yang terkasih,
Yesus melengkapi penjelasannya tentang Roh Kudus, “tetapi apabila Ia datang, Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran”. Itulah salah satu ciri Roh Kudus yang bertindak all out, utuh menyeluruh, tidak setengah-setengah, tanpa tanggung-tanggung, Ia membimbing manusia kepada kebenaran penuh tentang apa yang telah Allah rencanakan serta Yesus wartakan dan laksanakan. Roh Kudus membuka hati manusia kepada pertobatan dan mengantarnya pada keselamatan. Roh Kudus membimbing orang yang bertobat, mewujudkan pertobatannya dengan terlibat pada karya keselamatan yang diamanatkan Yesus.
Paulus mengalami dinamika ini, ia berjumpa dengan Yesus dalam perjalanan ke Damaskus. Lalu ia bertobat dibimbing oleh Roh Kudus dan akhirnya oleh Roh Kudus yang sama dibimbing menjadi Rasul Segala Bangsa, hingga kita dengar sekarang hari ini, sampai ke Yunani. Dan bagi Paulus, pengakuan harus disertai dengan kepercayaan. Maka dalam Roma 10:9 ia mengatakan, “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan”. Akhirnya Rasul Segala Bangsa ini mati dipenggal kepalanya di kota Roma. Paulus mewujudkan imannya dalam  perbuatan karena kata Yakobus 2:26, iman tanpa perbuatan adalah mati. Kebenaran yang utuh tampak dalam iman dan perbuatan.

Saudara saudari yang terkasih,
kita mengaku dan percaya kepada Yesus. Puji Tuhan, syukur kepada Allah. Apakah iman ini juga kita wujudkan secara utuh dan menyeluruh dalam pemahaman agama, penghayatan kitab Suci serta pekerjaan dan pergaulan sehari-hari dengan peduli dan bertanggung jawab terhadap orang lain?
Mari dengan bantuan Roh Kudus yang memimpin ke dalam seluruh kebenaran, seperti yang dijanjikan oleh Yesus, kita lebih mendalami agama, pengetahuan agama dan Kitab Suci serta makin menekuni karya dan perbuatan yang sesuai dengan tujuh karuniaNya. Sehingga Roh Kudus yang membimbing kita penuh pada seluruh kebenaran, sungguh memberanikan kita mewujudkan kepercayaan kita ini dalam kehidupan sehari-hari.

2 comments:

  1. Saya terkejut dan gembira menerima kiriman transkripsi Homili Mgr. Antonius Subianto Bunyamin, OSC. Dan saya lebih terkejut lagi mengetahui Ibu Ratih telah membuat transkripsi Homili beliau sejak 22 Maret hingga hari ini, 20 Mei 2020. Semula saya pikir itu karena ibu Ratih dekat dengan beliau sehingga mendapatkan transkripsinya ternyata itu semua hasil kerja keras Ibu Ratih yang telah terlatih semenjak jadi mahasiswi psikologi mengerjakan tugas VERBATIM untuk menterjemahkan percakapan menjadi tulisan, sesuai aslinya kata demi kata.

    Bravo Ibu Theresia Ratih Sawitridjati!

    Salam dan hormat,


    Efendi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seperti saya sudah tuliskan, saya mendapat berkat dari mendengarkan homili Bapa Uskup. Saya ingin berbagi dengan teman2 yg tidak bisa ikut misa live streaming atau mendengarkan rekamannya. Lalu teman saya menyarankan utk menuliskan di blog, sehingga org2 lain bisa mendapatkan berkat melalui membaca homili Bapa Uskup.
      Syukurlah Tuhan mengirimkan Bapa Uskup Mgr Anton ini, utk membuat kita makin dekat dengan Tuhan. Dan saya senang sekali dengan mengetikkan homilinya, saya mendengarkan berulang kali, saya makin dikuatkan.

      Delete

5 Juli 2020 Minggu Pekan Biasa XIV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC Misa Hari Minggu Biasa XIV 5 Juli 2020 Gereja Santo Petrus Katedral Bandung video :  Min...