Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin,
OSC
Misa Harian Selasa Pekan Suci 7 April 2020
Gereja Santo Fransiskus Xaverius
Dayeuhkolot Bandung
video : Selasa Pekan Suci 7 April 2020
Bacaan I Yes 49:1-6
Mazmur Tanggapan Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15.17
Bacaan Injil Yoh 13:21-33.36-38
Mazmur Tanggapan Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15.17
Bacaan Injil Yoh 13:21-33.36-38
Saudara saudari yang terkasih,
ada peribahasa berbunyi : air susu
dibalas air tuba, perbuatan baik terhadap seseorang dibalas dengan perbuatan
jahat. Apalagi kalau ada orang berbuat jahat, orang cenderung membalasnya dengan
perbuatan yang mungkin jauh lebih jahat lagi. Di situlah letaknya akar retak
persahabatan, hancurnya persaudaraan dan rusaknya perdamaian di dunia. Mulai
dari keluarga, Gereja dan Negara. Yesus mengasihi para muridNya satu persatu
tetapi mereka mengalami kasih itu secara berbeda. Bahkan bisa jadi, Yudas yang
mengkhianati Yesus tidak mengalami Kasih Yesus. Itu tidak berarti bahwa Kasih Yesus
tidak diberikan kepada Yudas, tetapi yang terjadi adalah Yudas tidak tersentuh
oleh Kasih Yesus.
Saudara saudari yang terkasih,
Nabi Yesaya menggambarkan bagaimana
Kasih Allah telah membentuk hamba Yahwe menjadi seorang utusan untuk menjadi
terang bagi bangsa-bangsa. Supaya keselamatan yang dari Allah sampai ke ujung
bumi. Allah tidak pernah berhenti melakukan berbagai cara kreatif untuk
menyatakan KasihNya sehingga Ia mengutus Putra TunggalNya. Belas kasih itulah yang
kita rayakan secara khusus pada Tahun Luar Biasa Kerahiman Ilahi 2015-2016. Yesus
menyatakan kasihNya kepada para rasul. Sayangnya satu di antaranya yaitu Yudas
mengkhianati Yesus. Saat Yesus membasuh kaki para murid, tak seorangpun
dibedakan. Yudas pun dibasuh, tapi ia tidak mengalami dilayani, dibersihkan,
dikuduskan oleh Yesus supaya ikut ambil bagian dalam perjamuan Tuhan. Bahkan
secara istimewa Yesus mengungkapkan kasihNya kepada Yudas agar Yudas sadar,
betapa Ia mengasihinya.
Waktu ditanya siapa yang akan
mengkhianatiNya, Yesus memberitahu ciri tanpa menyebutkan nama, “dialah itu yang
kepadanya Aku memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya”. Artinya, tidak ada
orang lain, Yudas yang pertama mendapat kesempatan, Yesus mencelupkan roti dan
kemudian kepadanya roti itu diberikanNya, hanya kepada Yudas. Gerakan dan Tanda
Cinta Yesus kepada Yudas untuk menyadarkan Yudas, betapa Yesus menyayanginya. Sayangnya
Yudas tidak sadar juga, hatinya tertutup ambisi akan uang hingga tidak
mengalami Tanda Kasih Yesus. Yesus masih mengingatkan Yudas agar Yudas sadar,
seolah berkata, “Yudas, Aku tahu rencanamu, lakukanlah apa yang hendak kamu
lakukan, kalau kamu tega”. Dengan cara itu pun, sayang, Yudas tetap tidak sadar,
tidak tersentuh oleh Kasih Yesus. Bahkan nanti di Getsemani, Yesus menyatakan
kasihNya pada Yudas dengan sapaann lembut. Ketika Yudas mencium tangan Yesus, Yesus
berkata, “Yudas, dengan cara inikah engkau mengkhianati Aku?” Yudas tersentak,
dan mungkin baru mengalami Kasih Yesus yang sebenarnya, harusnya sudah
dirasakan sejak dipanggil ia menjadi satu dari dua belas rasul.
Saudara saudari yang terkasih,
ada orang yang tak mengalami Kasih Allah,
hingga mungkin memberontak pada Allah, menjauhiNya dan mengkhianati imannya. Itu
tidak berarti bahwa Allah tidak mengasihinya, tetapi mungkin ia tidak tersentuh
oleh Kasih Allah. Pengalaman dikasihi, mungkin lebih tepatnya, merasa disentuh
oleh Kasih Allah telah mengantar banyak orang bertobat dan mengubah mereka
menjadi orang lebih baik, entah dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat
maupun menggereja dan bernegara. Mereka berkembang imannya, bertumbuh
komitmennya. Mereka mudah tergerak hatinya oleh belas kasih pada sesama. Orang
yang berbela rasa itu kreatif, selalu mencari cara mewujudkan belas kasihnya.
Saudara saudari yang terkasih,
fakta Allah mengasihi kita, tidak dapat
ditiadakan dengan pengalaman bahwa saya tidak merasa tersentuh, tidak mengalami
kasih Allah. Semoga saudara saudarI yang terkasih, kita makin tersentuh oleh Kasih
Allah yang sungguh telah mengasihi kita. Dan semoga karya-karya baik kita
membuat orang lain makin tersentuh oleh Kasih Allah.
No comments:
Post a Comment