Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin,
OSC
Misa Harian Senin Oktaf Paskah 13 April 2020
Gereja Santo Martinus Kopo Bandung
video : Senin Oktaf Paskah 13 April 2020
Bacaan I Kis 1:14.22-32
Mazmur Tanggapan Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10.11
Bacaan Injil Mat 28:8-15
Saudara saudari yang terkasih,
pada tahun-tahun terakhir ini kita
dihebohkan oleh suatu yang dulu tidak pernah kita denga istilahnya, yaitu hoax yang berarti berita bohong yang
tidak sesuai dengan kenyataan, disebarluaskan atau tersebar seakan-akan menjadi
data dan fakta. Dalam warta bohong tersebut ada penyelewengan data bahkan
pembalikan fakta.
Ada ilustrasi kecil,
katanya seorang di Surga jalan-jalan, lalu
antara surga dan neraka ada tembok. Lalu di tembok itu ada lubang dan ia
mengintip. Dan dia heran, ternyata neraka itu tidak seperti yang diceritakan di
bumi, ternyata di sana ada pesta pora, bukan panas api siksaan. Luar biasa!
makan, minum, bersenang-senang, tidak ada yang pakai masker di sana. Uuh…
senang luarbiasa nih! Akhirnya ia minta kepada malaikat, katanya di surga minta
apa saja boleh,
“malaikat, saya ingin ke neraka”.
“Jangan! Di sana panas, siksaan”.
“Tidak, saya lihat di sana ada
kegembiraan yang luar biasa. Pesta pora!”
Tapi karena memaksa dan minta, akhirnya
diijinkan. Ia masuk, begitu masuk, betul, ada sorak sorai di pintu gerbang
neraka. Disambut luar biasa, dan ia mengatakan,
“betul, ternyata neraka ini menyenangkan”.
Begitu dia masuk, sebentar saja sudah
disiksa, dipukul, ditendang, dijambak, disiksa, dianiaya. Lalu dia bilang,
“Tunggu dulu ini, sebentar, apakah ini
neraka atau bukan?”
“Betul”.
“Kok berbeda dengan yang saya intip?”
“ya… itu iklannya bung! Itu hoax, kenyataannya begini”.
Saudara saudari yang terkasih,
rupanya hoax adalah akar dosa pertama, saat Iblis dalam rupa ular
memperdaya Hawa yang mengacaukan informasi dan membalikkan fakta. Ular berkata,
“tentulah Allah berfirman, semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan
buahnya, bukan?” Awalnya Hawa masih setia pada informasi benar dan
memberitahukan apa yang dikatakan Allah, “buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh
kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah
berfirman: jangan kamu makan atau raba buahnya, nanti kamu mati”. Lalu ular
mencari cara memperdaya Hawa sedemikian rupa, hingga Hawa yakin apa yang
disabdakan oleh Allah tadi, adalah hoax.
Dan itulah hoax pertama dalam Perjanjian
Lama.
Injil hari ini kiranya berbicara tentang
hoax dalam Perjanjian Baru. Para Imam
Kepala sudah kawatir bahwa apa yang dikatakan Yesus sewaktu hidup, bahwa Ia
akan bangkit pada tiga hari akan menjadi kenyataan. Maka ia meminta para
serdadu untuk menjaga kubur Yesus sampai lewat tiga hari, seperti apa yang Yesus
katakan. Ternyata para penjaga melaporkan fakta apa yang sesungguhnya terjadi. Yesus
bangkit! Mungkin mereka bercerita dengan penuh semangat, sebagai saksi mata yang
melihat proses kebangkitan Yesus. Para Imam kaget rupanya mereka juga yakin
akan berita yang disampaikan para serdadu, karena ada gairah dari penjaga itu yang
luar biasa. Ada gairah kebangkitan. Melihat gelagat yang mengancam posisinya,
para Imam Kepala menciptakan hoax
bahwa jenazah Yesus dicuri oleh para murid saat para penjaga tidur. Dan untuk
mempertanggungjawabkannya kepada wali negeri seandainya Pilatus bertanya, maka mereka akan melindungi para serdadu itu. Untuk
membalikkan fakta dan menyebarkan hoax
tersebut para serdadu diberi uang. Berita dan kisah itu tersebar sampai Injil Matius
itu ditulis setelah tahun 70, sekitar 80 sampai 90, tahun 90. Hoax itulah yang rupanya berada di
sekitar masyarakat. Sementara para Rasul memberi kesaksian dan memberi saksi
iman, semua menjadi saksi iman, tentang apa yang sesungguhnya terjadi, Yesus yang
telah disalibkan oleh orang Yahudi telah bangkit. Dialah Mesias, Kristus Tuhan
dan Juruselamat. Dan berita itulah yang sampai hari ini kita dengar dan kita
alami.
Saudara saudari yang terkasih,
ada orang terjebak iklan, terperangkap
kabar bohong hingga tega mengkhianati kebenaran dan rela menjadi corong
kebohongan, seperti para penjaga kubur tadi. Ada yang menyebarkan hoax tanpa tahu bahwa berita yang
dipercayainya itu adalah kabar bohong. Ada orang yang menciptakan hoax dengan sengaja untuk tujuan
tertentu, entah karena keyakinan keliru, atau karena untuk kepentingan pribadi.
Saudara saudari yang terkasih,
semoga kita makin arif dalam menyikapi
informasi dan dengan bijak mengecek kebenarannya. Hingga ucapan yang keluar
dari mulut kita, pesan yang kita kirim melalui HP kita dan kata-kata yang kita
goreskan di medsos bukanlah hoax atau
hate speech, tetapi Injil, kabar
gembira atau love speech, kabar cinta.
Paulus pernah berkata dalam Efesus 4:25 “Karena itu buanglah dusta dan
berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota”. Wabah
corona ini menyadarkan kita bahwa
kita semua adalah saudara yang dikasihi oleh Tuhan. Dalam persaudaraan tiada
dusta, tiada bohong, tiada hoax,
tiada hate speech, yang ada adalah
kata-kata penghiburan sebagai wujud saling mengasihi satu sama lain.
No comments:
Post a Comment