Friday, May 8, 2020

13 April 2020 Senin Oktaf Paskah


Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Misa Harian Senin Oktaf Paskah 13 April 2020
Gereja Santo Martinus Kopo Bandung


Bacaan I Kis 1:14.22-32
Mazmur Tanggapan Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10.11
Bacaan Injil Mat 28:8-15

Saudara saudari yang terkasih,
pada tahun-tahun terakhir ini kita dihebohkan oleh suatu yang dulu tidak pernah kita denga istilahnya, yaitu hoax yang berarti berita bohong yang tidak sesuai dengan kenyataan, disebarluaskan atau tersebar seakan-akan menjadi data dan fakta. Dalam warta bohong tersebut ada penyelewengan data bahkan pembalikan fakta.

Ada ilustrasi kecil,
katanya seorang di Surga jalan-jalan, lalu antara surga dan neraka ada tembok. Lalu di tembok itu ada lubang dan ia mengintip. Dan dia heran, ternyata neraka itu tidak seperti yang diceritakan di bumi, ternyata di sana ada pesta pora, bukan panas api siksaan. Luar biasa! makan, minum, bersenang-senang, tidak ada yang pakai masker di sana. Uuh… senang luarbiasa nih! Akhirnya ia minta kepada malaikat, katanya di surga minta apa saja boleh,
“malaikat, saya ingin ke neraka”.
“Jangan! Di sana panas, siksaan”.
“Tidak, saya lihat di sana ada kegembiraan yang luar biasa. Pesta pora!”
Tapi karena memaksa dan minta, akhirnya diijinkan. Ia masuk, begitu masuk, betul, ada sorak sorai di pintu gerbang neraka. Disambut luar biasa, dan ia mengatakan,
“betul, ternyata neraka ini menyenangkan”.
Begitu dia masuk, sebentar saja sudah disiksa, dipukul, ditendang, dijambak, disiksa, dianiaya. Lalu dia bilang,
“Tunggu dulu ini, sebentar, apakah ini neraka atau bukan?”
“Betul”.
“Kok berbeda dengan yang saya intip?”
“ya… itu iklannya bung! Itu hoax, kenyataannya begini”.

Saudara saudari yang terkasih,
rupanya hoax adalah akar dosa pertama, saat Iblis dalam rupa ular memperdaya Hawa yang mengacaukan informasi dan membalikkan fakta. Ular berkata, “tentulah Allah berfirman, semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Awalnya Hawa masih setia pada informasi benar dan memberitahukan apa yang dikatakan Allah, “buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: jangan kamu makan atau raba buahnya, nanti kamu mati”. Lalu ular mencari cara memperdaya Hawa sedemikian rupa, hingga Hawa yakin apa yang disabdakan oleh Allah tadi, adalah hoax. Dan itulah hoax pertama dalam Perjanjian Lama.

Injil hari ini kiranya berbicara tentang hoax dalam Perjanjian Baru. Para Imam Kepala sudah kawatir bahwa apa yang dikatakan Yesus sewaktu hidup, bahwa Ia akan bangkit pada tiga hari akan menjadi kenyataan. Maka ia meminta para serdadu untuk menjaga kubur Yesus sampai lewat tiga hari, seperti apa yang Yesus katakan. Ternyata para penjaga melaporkan fakta apa yang sesungguhnya terjadi. Yesus bangkit! Mungkin mereka bercerita dengan penuh semangat, sebagai saksi mata yang melihat proses kebangkitan Yesus. Para Imam kaget rupanya mereka juga yakin akan berita yang disampaikan para serdadu, karena ada gairah dari penjaga itu yang luar biasa. Ada gairah kebangkitan. Melihat gelagat yang mengancam posisinya, para Imam Kepala menciptakan hoax bahwa jenazah Yesus dicuri oleh para murid saat para penjaga tidur. Dan untuk mempertanggungjawabkannya kepada wali negeri seandainya Pilatus bertanya, maka  mereka akan melindungi para serdadu itu. Untuk membalikkan fakta dan menyebarkan hoax tersebut para serdadu diberi uang. Berita dan kisah itu tersebar sampai Injil Matius itu ditulis setelah tahun 70, sekitar 80 sampai 90, tahun 90. Hoax itulah yang rupanya berada di sekitar masyarakat. Sementara para Rasul memberi kesaksian dan memberi saksi iman, semua menjadi saksi iman, tentang apa yang sesungguhnya terjadi, Yesus yang telah disalibkan oleh orang Yahudi telah bangkit. Dialah Mesias, Kristus Tuhan dan Juruselamat. Dan berita itulah yang sampai hari ini kita dengar dan kita alami.

Saudara saudari yang terkasih,
ada orang terjebak iklan, terperangkap kabar bohong hingga tega mengkhianati kebenaran dan rela menjadi corong kebohongan, seperti para penjaga kubur tadi. Ada yang menyebarkan hoax tanpa tahu bahwa berita yang dipercayainya itu adalah kabar bohong. Ada orang yang menciptakan hoax dengan sengaja untuk tujuan tertentu, entah karena keyakinan keliru, atau karena untuk kepentingan pribadi.

Saudara saudari yang terkasih,
semoga kita makin arif dalam menyikapi informasi dan dengan bijak mengecek kebenarannya. Hingga ucapan yang keluar dari mulut kita, pesan yang kita kirim melalui HP kita dan kata-kata yang kita goreskan di medsos bukanlah hoax atau hate speech, tetapi Injil, kabar gembira atau love speech, kabar cinta. Paulus pernah berkata dalam Efesus 4:25 “Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota”. Wabah corona ini menyadarkan kita bahwa kita semua adalah saudara yang dikasihi oleh Tuhan. Dalam persaudaraan tiada dusta, tiada bohong, tiada hoax, tiada hate speech, yang ada adalah kata-kata penghiburan sebagai wujud saling mengasihi satu sama lain.

No comments:

Post a Comment

5 Juli 2020 Minggu Pekan Biasa XIV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC Misa Hari Minggu Biasa XIV 5 Juli 2020 Gereja Santo Petrus Katedral Bandung video :  Min...