Monday, June 1, 2020

1 Juni 2020 Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Bunda Gereja


Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Misa Peringatan Wajib 
Santa Perawan Maria Bunda Gereja, 
Senin 1 Juni 2020
Kapel Hati Kudus Yesus RS Boromeus Bandung


Bacaan I Kis 1:12-14
Mazmur Tanggapan Mzm 87:1-2.3.5.6-7
Bacaan Injil Yoh 19:25-34

Saudara saudari yang terkasih,
Sri Paus Fransiskus menetapkan Peringatan Wajib Maria Bunda Gereja untuk dimasukkan ke dalam kalender liturgi pada setiap hari Senin setelah Pentakosta. Dekrit peringatan yang ditanda tangani oleh Kardinal Robert Sarah diumumkan pada tanggal 3 Maret 2018 dengan kalimat pertama, “Penghormatan dan bakti penuh sukacita yang diberikan kepada Bunda Maria oleh Gereja saat ini, dalam terang refleksi tentang misteri Kristus dan kodrat Allah, tidak dapat mengabaikan sosok seorang wanita, Perawan Maria yang adalah Bunda Kristus sekaligus Bunda Gereja”.

Saudara saudari yang terkasih,
Maria adalah Bunda yang setia menemani perjalanan Yesus sejak lahir sampai mati. Maka di Kapel Maria Bunda Yesus ini ada kaca patri dan kaca grafir dari kehidupan Yesus bersama dengan Maria. Maria menerima kabar dari Roh Kudus, lalu  kemudian kelahiran Yesus, kemudian di sana ada salib Yesus di sana ada Maria, lalu ada Yesus diturunkan di atas salib, lalu ada Yesus bertemu Maria di dalam perjalanan salib, di sini ada Maria pergi ke Mesir bersama dengan Yesus, Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah, lalu  Yesus diketemukan di dalam Bait Allah, Yesus di dalam perjamuan. Jadi selalu Maria itu ada dalam kehidupan Yesus. Di bawah kayu salib, Yesus menyerahkan IbuNya kepada murid terkasih, dan murid terkasih kepada IbuNya, saat para rasul berkumpul di ruang atas, bertekun sehati dan berdoa bersama dengan para rasul, menantikan Roh Kudus. Roh Kudus turun, Maria juga ada di sana. Itulah saat Pentakosta, saat kelahiran gereja. Maria melahirkan dan menjadi Ibu Kristus, kepada tubuh mistik gereja maka Maria juga menjadi Ibu dari anggota tubuh mistikNya. Perayaan ini akan membantu kita untuk mengingatkan bahwa pertumbuhan kehidupan Kristen harus ditambatkan, dilabuhkan, pada misteri salib, persembahan Kristus dalam perayaan Ekaristi dan kepada Bunda Penebus dan Bunda kita yaitu Bunda Tertebus.

Saudara saudari yang terkasih,
ada ilustrasi kecil, ada seorang Oma sedang berdoa khusus di patung Bunda Maria, doa Rosario, tiba-tiba di atas salib besar itu ada suara,
“Oma, ini Yesus”.
Dia kaget, lalu lihat ke salib, lalu meneruskan doa Rosario.
“Oma, ini Yesus”.
Dia lihat lagi, dia berdoa lagi.
“Oma, ini Yesus”.
Dia lihat lagi, akhirnya Oma itu berkata, “ssstt… Yesus diam! Saya lagi bicara dengan ibuMu”.
Ternyata ada seorang yang sedang membersihkan di balik patung Yesus itu lalu mengganggu Oma itu. Tapi Oma ini salah mengerti, ia berkata “sst… Yesus diam, saya sedang berbicara dengan ibuMu”, yang harus terjadi sebetulnya adalah sebaliknya. Ketika kita sedang bersama  Maria dan di situ ada Yesus, Maria akan berkata, “ini Putraku, berbicara dengan Putraku”. Jadi Maria akan mengantar kepada Putra. Salah pengertian kalau orang mengutamakan Maria melupakan Yesus dan tidak akan mungkin orang yang berdevosi kepada Maria melupakan Yesus atau yang mencintai Yesus melupakan Maria, tidak mungkin terjadi

Saudara saudari yang terkasih,
kesetiaan Maria hingga berada di bawah kayu salib bukan sekedar cinta seorang Ibu pada anaknya, tetapi juga ketaatan seorang beriman kepada Allah untuk melaksanakan kehendak Allah sesuai janjinya, “aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu”. Di atas salib Yesus melihat Maria dan murid terkasih di sampingnya. Momen tragis penuh haru ini dijadikan Yesus sebagai kesempatan rahmat untuk menyatakan posisi Maria dalam komunitas murid Yesus, gerejaNya, dengan menyerahkan IbuNya kepada murid yang dikasihiNya sebagai wakil para murid yang lain dan menyerahkan para murid pada perlindungan Maria. “Ibu, inilah anakmu, anak inilah Ibumu”. Murid itu menerima IbuNya di dalam rumahnya. Yesus mempercayakan IbuNya kepada murid terkasih untuk ada di hati dalam kehidupan para murid. Para murid lain lari, hanya murid yang terkasih, setia. Murid terkasih itulah dititipi Maria IbuNya dan menerima Maria di rumahnya, di dalam hatinya, dalam kehidupan para murid, di dalam gerejaNya.

Saudara saudari yang terkasih,
Maria dihormati bahkan dipuja di dalam gereja karena Maria sungguh mendapat tempat dalam hati Yesus. Berbagai devosi Maria akan membawa kita kepada Yesus. Maka orang yang mengaku Yesus sebagai Tuhan, Juru Selamat, Kepala Mistik Gereja, akan juga mengakui  Maria sebagai Ibu, Ibunda Yesus Kristus dan Bunda Gereja karena fakta dan amanat Yesus yang menyerahkan murid-muridNya, yaitu Gereja pada perlindungan Maria. Maka devosan Maria sejati akan juga menjadi murid yang terkasih yang setia kepada Yesus. Maka orang Katolik yang tidak menerima Maria sebagaimana yang diajarkan oleh gereja, itu bisa diibaratkan seperti seorang pria yang mencintai seorang gadis dan mengawininya, tetapi ia tidak mau menerima ibunya sebagai mertuanya. Ada orang berkata, kalau mengawini dia satu paket dengan ibunya dengan mertuanya. Tidak semua mertua begitu, maksudnya, mertua tertentu yang ditakuti dan tidak disenangi oleh mantunya.
Ketika kita mengimani Yesus, satu paket Ia adalah IbuNya. Ketika kita menghormati Maria satu paket mengantar kepada Yesus. Maka devosan sejati Maria, orang yang berbakti pada Maria akan makin dekat dengan Yesus, dan orang yang makin dekat dengan Yesus akan menghormati, berbakti kepada Maria. Ada begitu banyak murid, dua belas murid tapi hanya kepada murid yang terkasih, Yesus menyerahkan, karena ia setia dan murid terkasih itu menerima Maria sebagai Ibunya. Maka murid terkasih akan sekaligus juga menjadi seorang yang menghormati Maria dengan baik. Maka murid terkasih menjadi juga anak Maria yang terkasih.

Mari saudara saudari yang terkasih, pada peringatan Maria Bunda Gereja ini kita makin menghayati bahwa devosi kita makin mengantar kedekatan kita kepada Yesus dan kecintaan kepada Yesus makin menaruh hormat kita kepada Bunda Maria. Bunda Maria mendapat karunia istimewa dan kuasa dari Allah,  maka ada banyak doa dan ada banyak mukjizat juga yang bisa terjadi melalui doa-doa dan kesucian Maria.

No comments:

Post a Comment

5 Juli 2020 Minggu Pekan Biasa XIV

Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC Misa Hari Minggu Biasa XIV 5 Juli 2020 Gereja Santo Petrus Katedral Bandung video :  Min...